ACEHSIANA.COM, Sinabang – Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 4 Teupah Selatan, Kabupaten Simeulue, menghadapi permasalahan infrastruktur penting yang hingga kini belum terselesaikan.
Sejak didirikan pada tahun 2010, sekolah yang terletak di kawasan pemukiman transmigrasi UPT 1 Latiung, Kecamatan Teupah Selatan, masih belum memiliki pagar sekolah permanen untuk menjaga keamanan dan kenyamanan lingkungan sekolah.
Kepala SMAN 4 Teupah Selatan, Zulfan SPdI, menjelaskan bahwa sejak berdirinya sekolah tersebut, pihaknya belum pernah mendapatkan pembangunan pagar permanen dari pemerintah.
Hal ini sangat disayangkan mengingat luasnya halaman sekolah yang membuat kebutuhan akan pagar permanen semakin mendesak.
“Sejak berdiri pada tahun 2010 hingga sekarang, belum pernah dibuatkan pagar permanen. Padahal halaman sekolah sangat luas, jadi sangat membutuhkan pagar yang bisa melindungi lingkungan sekolah dengan baik,” ungkap Zulfan, Senin (9/9).
Saat ini, pagar pengaman sekolah masih berupa pagar darurat yang dibuat dari kayu, bambu, dan kawat berduri.
Pagar tersebut dibuat secara swadaya oleh pihak sekolah, dengan bantuan dari para orang tua murid dan masyarakat sekitar.
Namun, karena terbuat dari bahan-bahan yang kurang kokoh, pagar darurat ini tidak mampu bertahan lama dan rentan rusak.
Zulfan menambahkan bahwa pagar darurat yang telah dibangun mencapai panjang 505 meter, dan selama ini berfungsi untuk mencegah gangguan dari hewan ternak yang sering masuk ke area sekolah.
Meskipun begitu, kondisi ini dianggap jauh dari ideal dan pihak sekolah berharap agar pemerintah Aceh, melalui Dinas Pendidikan, segera memberikan bantuan untuk pembangunan pagar permanen.
“Kami sangat berharap kepada pemerintah Aceh, khususnya Dinas Pendidikan, untuk membantu pembangunan pagar permanen yang sangat kami butuhkan. Ini demi keamanan dan kenyamanan proses belajar mengajar di sekolah kami,” kata Zulfan penuh harap.
Hingga kini, para siswa dan guru di SMAN 4 Teupah Selatan terus menjalankan aktivitas belajar mengajar dengan keterbatasan fasilitas yang ada.
Namun, pihak sekolah tetap optimis bahwa dengan perhatian dan bantuan dari pemerintah, kebutuhan infrastruktur yang mendesak ini dapat segera teratasi demi peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Simeulue. (*)
(Kontributor: Alex Arao)