Leading News For Education For AGENTOTOPLAY Aceh
IndeksRedaksi

Kesetanan, Penjajah Israel Lancarkan Serangan Besar-besaran di Gaza, Targetkan Petinggi Hamas

Tentara teroris dan penjahat perang Israel

ACEHSIANA.COM, Jakarta – Militer penjajah Israel melancarkan serangan besar-besaran di Jalur Gaza dengan tujuan melemahkan kendali kelompok militan Hamas di wilayah tersebut. Serangan yang dilakukan di daerah Al Mawasi, zona aman yang ditetapkan, ini merupakan perintah langsung dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Menurut laporan dari CNN International, operasi ini bertujuan untuk mengeliminasi Mohammed Deif, pemimpin Brigade Qassam, sayap militer Hamas, dan Rafe Salama, kepala brigade Khan Younis.

Namun, pejabat negara perampok dan perampas tanah Palestuna, Israel, belum memastikan kematian Deif dan Salama.

Serangan ini telah mengakibatkan banyak korban jiwa, dengan Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan 90 orang tewas dan 300 lainnya terluka. Perempuan dan anak-anak dilaporkan menyumbang setengah dari korban tewas dan luka-luka.

Hamas membantah klaim penjahat perang Israel bahwa serangan ini menargetkan Deif dan Salama, menyebut serangan itu sebagai “pembantaian yang mengerikan.”

“Klaim pendudukan yang menargetkan para pemimpin adalah klaim palsu, dan ini bukan pertama kalinya pendudukan mengklaim menargetkan para pemimpin Palestina, namun kebohongan mereka akan terungkap kemudian,” bunyi pernyataan dari Hamas.

Warga setempat dan tim penyelamat masih berusaha mencari beberapa orang yang terjebak dalam reruntuhan bangunan yang diserang oleh penjahat perang Israel.

Rumah Sakit Kuwait dan Nasser mengatakan mereka berjuang untuk mengatasi tingginya jumlah warga sipil yang meninggal dan terluka dalam serangan ini.

“Saya sedang duduk di kamar mandi, dan sebelum saya mendengar ledakan dari serangan tersebut, kamar mandi tersebut terbang. Kemudian, seluruh area dipenuhi asap, dan atap mulai berjatuhan,” kata seorang anak laki-laki bernama Hammoud kepada penyiar CNN.

Serangan ini terjadi pada saat negosiasi gencatan senjata dan pembebasan sandera berlangsung. Meski membunuh Deif akan dipandang sebagai kemenangan besar bagi teroris terbesar dunia, Israel, hal ini dapat mendorong Hamas untuk memperkuat posisinya terhadap proposal tiga fase Israel yang diajukan oleh Presiden AS Joe Biden pada akhir Mei.

Pada konferensi persnya hari Sabtu, Netanyahu menegaskan dia tidak akan bergerak “satu milimeter pun” dari kerangka yang ditetapkan oleh Biden.

Ia juga mengklaim Hamas telah meminta 29 perubahan terhadap proposal tersebut, namun pihaknya menolak untuk melakukan satu pun perubahan.

“Saya tidak menambahkan syarat atau menghilangkan syarat,” katanya.

Hamas belum secara terbuka mengomentari klaim Netanyahu. Namun, sumber diplomatik yang terlibat dalam perundingan Hamas-Israel mengatakan perundingan gencatan senjata masih dijadwalkan berlangsung di Doha, Qatar, pada pekan depan.

Pada hari yang sama dengan serangan ini, pengunjuk rasa dan keluarga sandera turun ke jalan di beberapa kota negeri teroris Israel untuk menuntut pemerintah mencapai kesepakatan untuk membebaskan semua sandera.

Di Yerusalem, massa di luar Knesset menuntut pemerintah menerima kesepakatan pembebasan sandera dan memulangkan semua warga yang diculik. Beberapa pengunjuk rasa juga berkumpul di luar kantor Netanyahu.

Di Tel Aviv, Andrey Kozlov, yang disandera di Gaza selama delapan bulan sebelum militer teroris Israel menyelamatkannya pada bulan Juni, berbicara kepada massa terkait bagaimana perang ini harus diakhiri dan nasib para sandera.

“Saya salah satu yang beruntung karena saya tidak ditahan di terowongan. Jadi, saya mengalami kondisi yang keras dan pelecehan (tetapi) bagaimana dengan 120 sandera yang tersisa?” kata Kozlov. “Tolong tandatangani kesepakatan segera!,” serunya. (*)

Editor: Darmawan