ACEHSIANA.COM, Banda Aceh – Dalam persiapan menyambut Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumatera Utara 2024, Pengurus Besar (PB) PON wilayah Aceh telah mengadakan rapat penting pada Senin malam (25/3), di Meuligoe Gubernur Aceh. Rapat ini dihadiri oleh seluruh Ketua Bidang PB PON Aceh dan dipimpin oleh Pj Gubernur Aceh, Bustami, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PB PON Aceh, serta Suwarno, Wakil Ketua Umum KONI Pusat.
Dalam pertemuan tersebut, para pengurus menyampaikan saran dan masukan terhadap konsep upacara pembukaan yang telah diusulkan oleh vendor dan KONI Pusat. Upacara pembukaan PON Aceh-Sumut 2024, yang dijadwalkan berlangsung dari tanggal 8 hingga 20 September 2024, akan dipusatkan di Stadion Harapan Bangsa Banda Aceh.
Pj Gubernur Aceh, Bustami, secara khusus mengharapkan agar upacara pembukaan dapat menampilkan atraksi yang menggambarkan nilai kearifan lokal Aceh yang inovatif dan kreatif.
“Tampilkan yang terbaik, agar Pak Presiden tersenyum di Aceh di akhir masa tugasnya,” ujar Bustami, menekankan pentingnya acara tersebut dalam memperlihatkan citra positif Aceh.
Bustami juga menegaskan bahwa suksesnya pelaksanaan PON adalah tanggung jawab bersama semua unsur Pemerintah Aceh. Ia meminta para Kepala SKPA yang terlibat sebagai pengurus PB PON untuk bekerja dengan penuh dedikasi dan tanpa pamrih demi mencapai hasil yang maksimal.
“Kita harus menyukseskan PON karena ini adalah harga diri orang Aceh,” tegas Bustami.
Wakil Ketua Umum KONI Pusat, Suwarno, menambahkan bahwa upacara pembukaan adalah salah satu aspek terpenting dari PON. Menurutnya, setengah dari keberhasilan PON dapat diukur dari kesuksesan upacara pembukaannya.
“Momen ini sangat penting karena tidak hanya mewakili keberhasilan penyelenggaraan PON, tetapi juga menunjukkan kepada tamu dari seluruh Indonesia bahwa Aceh adalah daerah yang aman dan menyambut,” tutup Suwarno.
Dengan persiapan yang matang dan komitmen tinggi dari para pengurus, PON Aceh-Sumut 2024 diharapkan akan menjadi ajang yang tidak hanya mempertandingkan prestasi olahraga, tetapi juga memperkaya pengalaman budaya dan memperkuat identitas nasional. (*)
Editor: Darmawan
