ACEHSIANA.COM – Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Vedant Patel, menyatakan bahwa AS belum melihat bukti konklusif yang mengindikasikan bahwa Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata dalam perang di Gaza.
Pernyataan ini berbeda dengan pandangan pejabat tinggi Uni Eropa, PBB, dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat di seluruh dunia yang menuduh penjahat perang Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata perang di Gaza.
Sebelumnya, Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk, mengatakan bahwa pembatasan bantuan kemanusiaan yang diterapkan penjajah Israel ke Gaza mungkin bagian dari taktik untuk menciptakan kelaparan, yang dapat dianggap sebagai kejahatan perang.
Pernyataan ini disampaikan setelah laporan yang didukung PBB yang mengatakan kemungkinan kelaparan akan terjadi di seluruh Gaza jika perang yang sudah berlangsung selama lima bulan tidak berhenti.
Pada Senin (18/3), Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, menyatakan bahwa kelaparan yang meluas di Jalur Gaza “tidak dapat diterima.” Borrell mengatakan bahwa kelaparan digunakan sebagai “senjata perang.”
Dalam laporan barunya, lembaga amal asal Inggris, Oxfam, juga mengatakan bahwa kebijakan pelaku genosida Israel yang menghalangi bantuan masuk ke Gaza menciptakan “badai sempurna bagi keruntuhan kemanusiaan.”
Meskipun tidak mengakui penjajah Israel melakukan kejahatan perang, Patel mengatakan bahwa AS “khawatir” dengan laporan yang didukung PBB yang menemukan bahwa kelaparan akan segera terjadi di Gaza.
Integrated Food Security Phase Classification (IPC) melaporkan bahwa malnutrisi dan kerawanan pangan di Gaza utara melampaui tingkat kelaparan, dan kematian yang berkaitan dengan kelaparan mungkin akan mencapai tingkat kelaparan.
“Mekanisme penanggulangan yang kami lihat beberapa pekan bahkan bulan terakhir, warga memakan pakan burung, pakan ternak, dan rumput,” kata juru bicara Kantor Kemanusiaan PBB (OCHA), Jens Laerke.
“Mereka sudah mengkonsumsinya. Kita sudah melampaui itu. Tidak ada lagi yang tersisa,” tambahnya.
Turk mengatakan bahwa krisis ini “buatan manusia” dan mendesak semua negara untuk terus menekan penjajah Israel agar memfasilitasi pengiriman bantuan ke Gaza.
“Mereka membutuhkan pemulihan layanan dasar penuh, termasuk pasokan makanan, air, listrik, dan bahan bakar,” pungkas Turk. (*)
Editor: Darmawan