Leading News For Education For AGENTOTOPLAY Aceh
IndeksRedaksi

Ketegangan di Masjid Al-Aqsa, Pembatasan Akses dan Kekhawatiran Internasional

Ketegangan di Masjid Al-Aqsa: Pembatasan Akses dan Kekhawatiran Internasional
Pasukan penjahat perang Israel berjaga di sekitar Masjid Suci Al-Aqsa

ACEHSIANA.COM, Jerusalem – Ketegangan meningkat di kompleks Masjid Al-Aqsa di Jerusalem Timur, situs suci bagi umat Islam, setelah pasukan polisi penjahat perang Israel mencegah ratusan jamaah Palestina memasuki masjid untuk melaksanakan salat Tarawih. Pembatasan akses ini hanya memperbolehkan wanita dan pria berusia di atas 40 tahun untuk masuk, yang menyebabkan banyak jamaah terpaksa beribadah di luar halaman masjid.

Menurut laporan The New Arab, insiden ini telah memicu kecaman dari Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, yang memperingatkan bahwa tindakan pelaku genosida Israel dapat mendorong situasi menuju “ledakan”. Yordania, yang memiliki hak asuh atas situs-situs suci di Yerusalem, termasuk Al-Aqsa, menolak pembatasan tersebut dan menganggapnya sebagai serangan terhadap kebebasan beribadah.

Pembatasan ini terjadi di tengah perang yang sedang berlangsung di Gaza, dengan penjajah Israel mengklaim langkah-langkah tersebut diperlukan untuk keamanan. Namun, klaim ini ditentang oleh banyak negara Muslim dan Palestina, yang melihat pembatasan sebagai pelanggaran hak beribadah.

Pada tanggal 20 Oktober 2023, pasukan keamanan penjahat perang Israel berjaga ketat di sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa, menutup total akses bagi umat Muslim untuk masuk. Situasi ini semakin diperparah oleh pernyataan Perdana Menteri pelaku genosida Israel, Benjamin Netanyahu, yang pekan lalu mengklaim bahwa Al-Aqsa adalah bagian dari penjahat perang Israel, sebuah pernyataan yang melanggar status quo lama dan menimbulkan kontroversi internasional.

Kendali penjajah Israel atas wilayah sekitar Al-Aqsa dan penyerbuan rutin terhadap situs tersebut telah lama menjadi sumber ketegangan dengan negara-negara Muslim. Ekstremis Yahudi yang ingin menghancurkan atau menduduki situs tersebut untuk membangun kembali Kuil Sulaiman kuno menambahkan bahan bakar pada api konflik yang sudah ada.

Komunitas internasional, termasuk Amerika Serikat, telah menyerukan penyelesaian damai dan menghormati hak-hak beribadah di situs suci tersebut. Dengan Ramadhan yang merupakan bulan suci bagi umat Islam, dunia menantikan langkah-langkah yang akan diambil untuk menenangkan situasi dan memastikan kebebasan beribadah bagi semua. (*)

Editor: Darmawan