Leading News For Education For AGENTOTOPLAY Aceh
IndeksRedaksi

Dosen FP USK Ajak Petani Bawang Merah Aceh Besar Lirik Peluang Hilirisasi Produk

Dosen FP USK Ajak Petani Bawang Merah Aceh Besar Lirik Peluang Hilirisasi Produk
Tim pengabdian FP USK bersaa para petani bawang (doc. Yasar)

ACEHSIANA.COM, Banda Aceh – Sejumlah Dosen Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (USK) mengajak petani bawang merah di Desa Cot Cut, Kecamatan Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar, untuk melirik peluang hilirisasi produk. Hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani, di tengah anjloknya harga bawang merah di pasaran.

Para Dosen tersebut diantaranya Dr. Muhammad Yasar, S.TP., M.Sc (Teknik Pertanian), Dr. Siti Hafsah, SP, M.Sc (Agroteknologi), Noratun Juliaviani, SP, M.Si (Agribisnis), Raida Agustina, S.TP., M.Sc (Teknik Pertanian), dan Dr. Siti Mechram, S.TP.,M.Sc

Ketua Tim Pelaksana, Dr. Muhammad Yasar, S.TP., M.Sc, mengatakan bahwa hilirisasi produk bawang merah dapat menjadi solusi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk. Selain itu, hilirisasi produk juga dapat menjadi alternatif untuk mengurangi kerugian petani akibat fluktuasi harga.

“Petani harus bertransformasi menjadi petani pengusaha yang memiliki peluang keuntungan lebih tinggi,” ujar Yasar.

Dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang digelar di Meunasah Gampong Cot Cut, Rabu (13/9), Yasar dan tim juga memberikan pelatihan perbaikan teknik budidaya, teknik pengemasan, hingga strategi pemasaran.

Keuchik Desa Cot Cut, M. Zein, menyambut baik kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh USK. Ia berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi para petani di desanya.

“Kami berterima kasih kepada USK yang telah memberikan pelatihan kepada petani kami. Semoga kegiatan ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani di Desa Cot Cut,” tutur Zein.

Beberapa produk hilirisasi bawang merah yang dapat dikembangkan oleh petani mencakup transformasi bawang merah menjadi berbagai produk turunan, seperti bawang merah acar, bawang merah goreng, pasta, dan sejenisnya. Dengan pendekatan ini, petani dapat menjadi pengusaha yang memiliki peluang keuntungan yang lebih tinggi. (*)

Editor: Darmawan