ACEHSIANA.COM. ACEH BESAR – Ketua Komite Sekolah SMA Modal Bangsa, Bukhari M Ali menegaskan bahwa setiap tindakan disiplin terhadap murid harus bermuatan pendidikan. Oleh karena itu, dalam menghadapi setiap situasi di SMA Modal Bangsa, pendekatan kekeluargaan selalu didorong.
“Tujuannya adalah mencari solusi bersama, bukan tentang menang atau kalah,” ujar Bukhari pada Senin, 11 September 2023.
Bukhari menyampaikan hal ini setelah mengamati insiden pemukulan yang melibatkan salah satu pelajar di sekolah tersebut. Dia menjelaskan bahwa manajemen segera mengumpulkan semua pihak terkait untuk menyelesaikan masalah ini. Salah satu keputusan penting yang diambil oleh manajemen sekolah, kata Bukhari, adalah memberikan sanksi skorsing selama sepekan kepada 21 siswa yang diduga terlibat langsung dalam insiden tersebut.
Mereka juga diminta untuk menghapal surat Al Mulk dan menandatangani surat pernyataan untuk tidak mengulangi perilaku serupa.
Selanjutnya, Bukhari menegaskan bahwa sanksi skorsing yang diberlakukan terhadap siswa merupakan tindakan serius.
Tingkat sanksi ini setara dengan surat peringatan ketiga, yang berarti para siswa harus mematuhi peraturan jika ingin tetap bersekolah di SMA Modal Bangsa. Oleh karena itu, Bukhari menyayangkan keputusan orang tua dari siswa yang menjadi korban.
Ia berpendapat bahwa menyelesaikan masalah ini melalui jalur hukum tidak menghormati nilai-nilai yang telah diterapkan di sekolah.
Menurut Bukhari, seharusnya orang tua mempercayai pihak sekolah untuk menangani situasi ini. Kepala sekolah dan Dinas Pendidikan Aceh memiliki kewenangan dalam hal ini.
Bukhari juga menambahkan bahwa manajemen sekolah telah berusaha keras untuk mencari solusi damai dalam beberapa pekan terakhir, sayangnya, upaya tersebut tidak direspons oleh orang tua korban.
Bukhari juga menilai bahwa pengawasan di sekolah ini dilakukan dengan sangat ketat. Komite sekolah telah mempekerjakan delapan pengawas untuk mengawasi aktivitas siswa di asrama. Wakil kepala sekolah juga melakukan pengawasan rutin terhadap kegiatan siswa di asrama. Bahkan kepala sekolah sendiri, menurut Bukhari, hadir setiap malam untuk memastikan keamanan para siswa. Oleh karena itu, tuduhan bahwa anak-anak di SMA Modal Bangsa dibiarkan terlantar dianggap sebagai pernyataan yang tidak benar.
Laswardi, selaku humas SMA Modal Bangsa, berharap masalah ini dapat segera diselesaikan.
Dia mengungkapkan bahwa situasi ini telah memengaruhi psikologis baik guru maupun murid. Sejauh ini, setiap masalah di sekolah ini selalu diselesaikan dengan cepat melalui pendekatan kekeluargaan.
“Kami semua berharap agar masalah ini segera terselesaikan. Saat ini kenyamanan, terutama bagi para guru, terganggu,” kata Laswardi.
Hubungan antar tingkat siswa di SMA Modal Bangsa selama ini terjaga harmonis. Laswardi menjelaskan bahwa kakak kelas selalu membimbing adik-adik di bawahnya, terutama dalam hal pendidikan. Hal ini merupakan praktik umum di setiap sekolah asrama sebagai bagian dari pembinaan kepemimpinan.