Leading News For Education For AGENTOTOPLAY Aceh
IndeksRedaksi

Tidak Ada Lagi Sekolah Favorit, Kemajuan Sekolah Tergantung Kepsek

Tidak Ada Lagi Sekolah Favorit, Kemajuan Sekolah Tergantung Kepsek
Plt Kadisdik Semarang, Dr Bambang Pramusinto SH SIP MSi (doc . timesindonesia.co.id)

ACEHSIANA.COM, Semarang – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Semarang, Bambang Pramusinto, menegaskan bahwa saat ini tidak ada lagi istilah sekolah favorit atau bukan favorit. Kemajuan sekolah sangat bergantung pada kepemimpinan kepala sekolah (kepsek). Penegasan tersebut disampaikan Bambang pada Kamis (3/8) di Semarang.

Menurut Bambang, dulu memang ada istilah sekolah favvorit dan bukan favorit, tetapi saat ini tidak lagi.

“Dulu masih ada istilah sekolah favorit dan tidak favorit. Sekarang ini sangat dinamis dan tergantung kepala sekolah,” ujar Bambang.

Dikatakan Bambang bahwa kepemimpinan kepala sekolah sebenarnya menentukan perkembangan dan kemajuan sekolah, terlebih lagi pada zaman sekarang ini dengan pesatnya perkembangan teknologi.

“Bagus tidaknya sekolah tergantung leadership kepsek. Kalau kepseknya inovatif, kreatif, pasti sekolahnya maju. Ini akan terlihat dari rapor pendidikan,” sebut Bambang.

Bambang menambahkan bahwa hasil rapor evaluasi pendidikan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang mencatat 10 sekolah dengan peringkat terbaik, baik sekolah dasar (SD) maupun sekolah menengah pertama (SMP).

Berdasarkan hasil rapor evaluasi pendidikan itu, ternyata penyebarannya merata, yakni tidak hanya didominasi sekolah negeri, tetapi juga sekolah swasta. Bahkan, sekolah di wilayah pinggiran.

“Kemarin sudah diranking. Alhamdulillah sudah muncul 10 besar terbaik SD dan SMP. Kami bangga ternyata variatif, tidak hanya didominasi sekolah negeri, tetapi juga swasta,” ungkap Bambang.

Bambang menerangkan bahwa banyak sekolah yang dahulu tidak diperhitungkan karena berada di kawasan pinggiran, ternyata masuk dalam 10 besar rapor evaluasi pendidikan yang dilakukan oleh Kemendikbudristek.

“Saya bangga ternyata sekolah pinggiran juga muncul, sekolah swasta banyak yang dapat. Sekarang sudah sistem zonasi, dengan Kurikulum Merdeka. Semua sekolah punya kesempatan yang sama,” tutur Bambang.

Bambang menuturkan bahwa hasil rapor evaluasi pendidikan itu akan segera dipublikasikan, baik melalui media sosial Disdik Kota Semarang, laman resmi Pemerintah Kota Semarang maupun media massa. Bambang berharap hasil rapor evaluasi pendidikan itu bisa memotivasi sekolah-sekolah lainnya, terutama dari kepala sekolahnya untuk semakin berbenah dan berkembang menjadi lebih baik.

” Kemendikbudresitek memiliki rapor pendidikan yang menilai itu tadi, pendidikan karakter, kembali ke leadership kepsek. Kami berharap ini bisa memotivasi para kepsek,” pungkas Bambang. (*)

Editor: Darmawan