Acehsiana.com – Bireuen – Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam kabupaten Bireuen dibawah kewenangan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Bireuen sejak 2022 bersepakat semua sekolah menggunakan Kurikulum Merdeka.
Untuk program sekolah penggerak, Cabdin Bireuen memiliki 2 sekolah penggerak yaitu SMAN 1 Kuala dan SMAN 1 Jeunieb. Kedua sekolah ini terus mengembangkan inovasi seiring implementasi kurikulum merdeka (IKM) jelas Abdul Hamid SPd MPd selaku kepala cabang sekaligus penanggung jawab SMA SMA dan SLB dalam kabupaten Bireuen kepada media ini.
Seiring waktu Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Jeunieb merupakan salah satu sekolah SMA se-Indonesia yang mengikuti program kurikulum merdeka fokus program literasi guru dan siswa. (Rapor Pendidikan).
Kegiatan Literasi di SMA Negeri 1 Jeunieb, ini berawal dari keseriusan kepala sekolah, Nurul Aini, S.Pd.,M.A.P sebagai kepala sekolah penggerak.
Nurul Aini bekerja tidak sendirian alias mendapat dukungan penuh dari gurunya. Sekolah SMAN 1 memiliki 3 guru penggerak yang sangat aktif dalam berbagai hal. Bukan hanya memperkenalkan program merdeka belajar kepada guru SMAN 1 Jeunieb tempat ia bertugas tapi bergerak membagi ilmunya hampir ke 37 SMA kabupaten Bireuen, 12 SMK dan 6 SLB wilayah cabdin Bireuen.
Zulfadli,S.Pd.I Guru penggerak SMAN 1 Jeunieb yang mendukung sepenuhnya gerakan Nurul Aini sebagai penanggung jawab IKM. Zulfadli Mendukung penuh dan menjadi pembimbing literasi sekolah.
Berawai dari inisiatif Zulfadli, S.Pd.I yang mewajibkan semua peserta didik dalam kegiatan zikir dipagi Jum’at. Setelah zikir sekolah ini menghadirkan narasumber yang memberi tausiah keagamaan bagi siswanya.
Usai zikir dan tausiah, siswa diminta untuk menulis kembali isi tausiah yang mereka dengar. Menulis di HP masing-masing dengan menuliskan nama dan kelas penulis serta mengirimkan ke whatsapp yang sudah ditentukan.
Bagi peserta didik yang belum mengirimkan tullisannya tidak diizinkan meninggalkan ruangan zikir. Ada beberapa siswa yang tidak memiliki hand phone. Bagi siswa yang tidak memiliki HP dipinjamkan HP guru.
Dari sekian tulisan yang masuk, terpilihlah peserta didik yang berminat untuk menulis, mereka digabungkan dalam grup WA Literasi Sekolah dan dibimbing secara berkala. Cerita Zulfadli kepada media.
Pada pembimbingan pertama peserta literasi diarahkan untuk menulis apa saja yang mereka inginkan,kapan ada waktu diluar jam belajar serta mengirimkan ke grup literasi.
Tulisan yang masuk ke grup literasi di kumpulkan ke drive literasi untuk kemudian sekali waktu di presentasikan depan peserta didik lain dengan menggunakan Infokus dan Laptop. Hal ini dilakukan agar semua bisa menyimak karya teman-temannya.
Hal ini cara kami untuk mengapresiasi para penulis sehingga mereka semakin semangat untuk menulis.
Selanjutnya pihak sekolah mengundang salah seorang Agen Gerakan Menulis Sekolah Menulis Buku (GSMB) Ibu Dewi Sofiana untuk menambah motivasi kepada penulis.
Melalui Ibu Dewi Sofiana inilah, sekolah mengenal Nyalanesia. Kemudian dalam rangka mengaktifkan Gerakan Literasi Sekolah pihak sekolah memutuskan untuk bekerjasama dengan Program Pengembang Literasi Nasional , PT. Nyala Masa Depan Indonesia (Nyalanesia) tempat kami menyalurkan ide kreatif.
Dan Hasil Kerjasama ini menghasilkan dua buku antologi yang berjudul : “Hanya Dirimu dan Menanam Pelukan” karya peserta didik dan guru SMA N 1 Jeunieb.
Dari sinilah berawal mendapat piagam muri