Leading News For Education For AGENTOTOPLAY Aceh
IndeksRedaksi

Artificial Inteligence (AI): Pendekatan Baru dalam Pendidikan

ACEHSIANA.COM. Lhokseumawe – Kita tidak dapat menyangkal lagi bahwa teknologi sekarang menjadi bagian integral dari pendidikan. Dari metode tradisional menggunakan buku dan pensil, kita sekarang telah beralih ke penggunaan komputer dan internet. Namun, apa yang terjadi ketika teknologi ini berkembang lebih jauh lagi dan mulai mencakup kecerdasan buatan (AI)?

(Bagian 1) Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan: Potensi, Aplikasi, dan Menjaga Integritas Akademik

AI menunjukkan potensi luar biasa dalam mengubah berbagai bidang, termasuk pendidikan. Salah satunya adalah perusahaan OpenAI yang memperkenalkan ChatGPT, model bahasa yang sangat canggih yang dapat digunakan dalam berbagai aplikasi pendidikan. Contohnya, dalam pendidikan medis, ChatGPT dapat mensimulasikan interaksi pasien dalam lingkungan yang aman, memungkinkan siswa medis berlatih keterampilan komunikasi dan teknik diagnosis mereka. Pendidik juga dapat menggunakan ChatGPT sebagai alat bantu bagi mereka dalam menyusun modul, rubrik penilaian maupun kuis. 

Seiring dengan potensi ini, ada juga tantangan dan masalah yang perlu diatasi. Salah satu masalah yang muncul adalah bagaimana menjamin integritas akademik dalam penggunaan AI. Bagaimana kita bisa membedakan antara esai yang ditulis oleh siswa dan yang dihasilkan oleh AI?

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kita bisa menggunakan teknologi machine learning untuk mendeteksi esai yang dihasilkan oleh AI dengan akurasi tinggi. Metode ini melibatkan analisis pola dan ciri khas yang terdapat dalam tulisan yang dihasilkan oleh AI, seperti kecenderungan pola bahasa atau penggunaan kosakata yang tidak umum. Dengan menggunakan algoritma machine learning yang terlatih, sistem dapat mengenali dan membedakan antara tulisan manusia dan tulisan AI. Dalam hal ini, teknologi AI tidak hanya menjadi sumber masalah, tetapi juga bagian dari solusi.

(Bagian 2) Etika dan Pendidikan: Memanfaatkan AI dengan Cara yang Bertanggung Jawab

Pertimbangan etis tetap menjadi isu penting dalam penggunaan AI dalam pendidikan. Bagaimana AI digunakan dalam penilaian siswa dan bagaimana data siswa digunakan oleh AI perlu ditangani dengan hati-hati untuk menjaga privasi dan hak siswa.

Di era digital ini, keterampilan berpikir kritis dan kreatif menjadi semakin penting, dan AI bisa membantu dalam membentuk tujuan pembelajaran ini. Namun, penting untuk diingat bahwa AI bukanlah pengganti untuk pendidikan dan pembelajaran manusia. AI tidak dapat menggantikan kreativitas dan pemikiran kritis yang merupakan ciri khas manusia.

Bagaimanapun, sebagai pendidik, penting untuk mengintegrasikan penggunaan AI dengan bijak dan bertanggung jawab. Hal ini melibatkan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana AI bekerja, batasan dan kekurangannya, serta dampaknya terhadap siswa dan proses pembelajaran.

Selanjutnya, penting untuk diingat bahwa AI hanya bersifat sebagai alat. Pendidik harus memahami keterbatasan AI dan tidak bergantung sepenuhnya pada teknologi tersebut. Keputusan penting terkait pembelajaran dan penilaian masih harus melibatkan penilaian manusia, pemikiran kritis, dan pengalaman pendidik yang mendalam.

Dalam rangka memanfaatkan AI dengan cara yang bertanggung jawab, pendidik perlu terus mengikuti perkembangan teknologi dan penelitian terkait AI dalam pendidikan. Mereka harus terus belajar dan memperbarui pengetahuan mereka untuk memastikan penggunaan yang efektif dan etis dari teknologi ini.

(Bagian 3) Menuju Masa Depan: AI dalam Pendidikan Masa Depan

Kedepannya, pendidikan harus beradaptasi dengan keberadaan dan perkembangan AI. Ini bisa berarti penyesuaian dalam kurikulum dan metode pengajaran, serta penilaian dan evaluasi. Selain itu, ada kebutuhan untuk pendidikan yang lebih inklusif dan adil yang memanfaatkan AI.

AI seperti ChatGPT memiliki potensi untuk memberdayakan siswa dan meningkatkan pengalaman serta sumber belajar mereka. Namun, memberdayakan siswa ini bukan tanpa harganya. Ini membutuhkan upaya kolaboratif antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk guru, administrator, dan pengembang teknologi, untuk menangani tantangan baru terkait pelatihan siswa, kurikulum pendidikan tinggi, dan pengembangan serta tata kelola teknologi.

Misalnya, dalam konteks pengajaran GIScience, ChatGPT telah digunakan oleh siswa dalam penyelesaian tugas pengembangan aplikasi, termasuk pemrograman. Solusi yang dihasilkan AI ini kemudian dievaluasi oleh instruktur dalam percobaan buta, dengan hasilnya menjadi bagian dari evaluasi metode pengujian yang diterapkan. Ini membuka diskusi tentang kesesuaian tujuan belajar saat ini dalam pengembangan geo-aplikasi dan integrasi AI ke dalam proses belajar.

Tantangan lainnya yang muncul dengan AI dalam pendidikan adalah isu plagiarisme. Dengan kemampuan AI seperti ChatGPT untuk menghasilkan teks yang hampir tidak bisa dibedakan dari teks yang ditulis manusia, ada risiko bahwa siswa mungkin menyerahkan pekerjaan yang dihasilkan oleh AI sebagai pekerjaan mereka sendiri. Ini adalah masalah yang harus ditangani oleh pendidikan dalam upaya mempertahankan integritas akademik.

Kita semua memiliki peran dalam memastikan bahwa AI, seperti ChatGPT, digunakan dengan cara yang paling efektif dan etis dalam pendidikan. Ini termasuk memahami keterbatasan dan kemungkinan AI, melibatkan semua pemangku kepentingan dalam diskusi tentang bagaimana AI harus digunakan, dan selalu menempatkan kebutuhan dan kepentingan siswa di depan.

Meskipun AI telah membuka banyak kemungkinan baru, masih ada banyak yang perlu dipelajari dan dipahami. Tetapi dengan kerjasama dan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana teknologi ini dapat mempengaruhi pendidikan, kita dapat memastikan bahwa AI digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar bagi semua siswa. Pada akhirnya, AI seperti ChatGPT tidak hanya mengubah cara kita mengajar dan belajar, tetapi juga cara kita berpikir tentang pendidikan itu sendiri. Ini adalah kesempatan untuk merumuskan kembali apa arti pendidikan di era digital ini dan bagaimana kita dapat memanfaatkan teknologi terbaru untuk memberikan pendidikan terbaik bagi siswa kita.

Kita juga harus mengakui bahwa meskipun AI memiliki potensi untuk mengubah cara kita belajar dan mengajar, itu tidak berarti bahwa teknologi ini harus menggantikan interaksi manusia dan proses belajar manusia. Sebaliknya, AI harus digunakan sebagai alat untuk melengkapi dan memperkaya pembelajaran, bukan sebagai pengganti untuk itu. Misalnya, AI dapat digunakan untuk memberikan umpan balik secara instan kepada siswa, memungkinkan mereka untuk belajar dan berkembang pada kecepatan mereka sendiri. Atau, AI dapat digunakan untuk memberikan akses ke sumber daya belajar yang lebih kaya dan lebih beragam, memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi topik dan ide-ide baru dalam cara yang sebelumnya tidak mungkin.

Sementara itu, para pendidik dapat memanfaatkan AI untuk membantu mereka dalam tugas-tugas administratif dan penilaian, memungkinkan mereka untuk fokus lebih pada interaksi satu-satu dengan siswa dan menyediakan bimbingan dan dukungan yang lebih personal.

Akhirnya, kita juga harus mempertimbangkan bagaimana kita dapat mendidik siswa tentang AI itu sendiri. Dengan teknologi ini menjadi bagian yang semakin penting dari kehidupan kita sehari-hari, penting bagi siswa untuk memahami bagaimana AI bekerja, bagaimana mereka dapat menggunakannya dengan cara yang efektif dan etis, dan bagaimana mereka dapat mengantisipasi dan menanggulangi potensi masalah dan tantangan yang mungkin muncul.

Ini adalah era baru dalam pendidikan, dan dengan pendekatan yang tepat, kita dapat memastikan bahwa kita memanfaatkan sepenuhnya potensi AI untuk membantu siswa dan pendidik di seluruh dunia. Meskipun masih ada banyak tantangan yang harus diatasi, prospeknya tetap menjanjikan, dan dengan kerja sama dan dedikasi, kita dapat mencapai tujuan kita: pendidikan yang lebih baik dan lebih inklusif untuk semua. (*)

Penulis: Syahrul Hamdi (Mahasiswa S2 Administrasi Pendidikan UPI, Guru SMAN Modal Bangsa Arun Lhokseumawe)