ACEHSIANA.COM, Lhokseumawe – Inflasi terbesar Kota Lhokseumawe pada Desember 2022 andil dari komoditas perikanan. Hal itu sebagaimana data yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Lhokseumawe, pada Jumat (13/1) di Lhokseumawe.
Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Lhokseumawe, Gunawan menjelaskan bahwa berdasarkan perkembangan inflasi, Kota Lhokseumawe pada Desember 2022 mengalami inflasi mencapai 1,51 persen atau naik 0,36 persen dibandingkan November 2022.
“Inflasi Kota Lhokseumawe pada Desember 2022 bersumber dari peningkatan harga pada kelompok pengeluaran yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil inflasi sebesar 1,32 persen. Komoditas perikanan menyumbang inflasi terbesar” ujar Gunawan.
Dikatakan Gunawan bahwa beberapa komoditas perikanan mengalami kenaikan harga dan memberikan andil terbesar terhadap inflasi di antaranya udang basah sebesar 0,30 persen, ikan tongkol 0,27 persen. Kemudian, daging ayam ras 0,21 persen, beras, 0,08 persen dan telur ayam ras 0,07 persen.
“Kenaikan harga komoditas perikanan disebabkan tingginya gelombang laut yang disertai dengan angin kencang sehingga memengaruhi hasil tangkapan nelayan,” sebut Gunawan.
Gunawan menambahkan bahwa harga daging dan telur ayam naik akibat terbatasnya jumlah pasokan. Serta naiknya harga beras disebabkan karena belum memasuki panen raya dan masih tingginya harga pupuk.
Selain kenaikan harga, Gunawan menyebutkan bahwa terdapat lima komoditas yang mengalami penurunan harga dan memberikan andil deflasi terbesar di Kota Lhokseumawe. Antara lain bawang merah -0,11 persen, jeruk -0,04 persen, jeruk nipis -0,03 persen, pisang -0,02 persen dan buah pir -0,01 persen.
“Harga bawang merah turun seiring pasokan terjaga di tengah mulai masuknya musim panen di beberapa daerah produsen. Penurunan harga juga terjadi pada komoditas buah-buahan seperti jeruk, jeruk nipis, pisang dan pir seiring pasokan terjaga dari produksi dalam negeri dan impor,” ucap Gunawan.
Gunawan menuturkan bahwa perkembangan inflasi terkini menyebbakan beberapa indikator harga serta risiko penyebab inflasi pada Januari 2023, Kota Lhokseumawe diperkirakan mengalami inflasi pada rentang -0,11 persen sampai 0,19 persen atau lebih rendah dibandingkan periode Desember 2022.
“Adapun faktor yang mendorong penurunan laju inflasi adalah normalisasi permintaan setelah hari raya Natal dan tahun baru. Namun demikian, tekanan inflasi dari sisi penawaran akan tetap ada yang disebabkan penurunan produksi komoditas perikanan akibat berlanjutnya cuaca ekstrem,” imbuh Gunawan.
Lebih lanjut Gunawan menambahkan bahwa penyesuaian tarif komoditas yang ditetapkan pemerintah yang mulai berlaku pada 2023 seperti tarif cukai rokok tembakau juga dapat berpotensi memengaruhi tekanan inflasi di Januari 2023.
“Ke depan, inflasi akan tetap diarahkan berada dalam sasaran inflasi nasional yaitu 3,1 persen dengan melakukan beberapa upaya untuk pengendalian inflasi antara lain melalui rapat koordinasi bersama tim TPID dan Satgas Pangan untuk mengidentifikasi perkembangan harga, pasokan dan upaya pengendalian untuk pencapaian inflasi yang rendah dan stabil,” terang Gunawan.
Gunawan menawarkan bahwa sejauh ini Kantor Perwakilan Bank Indonesia Lhokseumawe telah melakukan operasi pasar murah di berbagai tempat dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Termasuk memetakan pemetaan potensi masing-masing daerah melalui sinergi dan kolaborasi dalam kawasan yang diharapkan dapat lebih meningkatkan efektivitas guna menjaga ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga.
“Selama 2022, Kantor Perwakilan BI Lhokseumawe juga telah melaksanakan pembagian dan penanaman bibit cabai dengan total 80.777 bibit cabai kepada kelompok tani binaan, kelompok wanita tani, pondok pesantren dan masyarakat umum,” pungkas Gunawan. (*)
Editor: Darmawan