ACEHSIANA.COM, Bandung – Sebanyak 75 juta pekerjaan akan hilang daan digantikan oleh teknologi, lulusan perguruan tinggi (PT) bersaing dengan teknologi. Hal itu disampaikan Rektor Universitas Insan Cendekia Mandiri, Sodikin, pada Sabtu (12/11) di Bandung.
Menurut Sodikin, persaingan para lulusan PT semakin ketat. Para lulusan, lanjut Sodikin. Bukan hanya bersaing dengan sesama lulusan atau pencari kerja, tetapi juga dengan teknologi yang semakin berkembang pesat.
“Kita tidak boleh terlena, ingat World Economic Forum yang memprediksi akan ada 75 juta pekerjaan yang hilang dan digantikan teknologi mulai 2022 ini. Walaupun ini sudah dirasakan beberapa tahun sebelumnya,” ujar Sodikin.
Dikatakan Sodikin, para lulusan saat ini dituntut benar-benar kompeten dan juga berkarakter. Karakter moral maupun karakter kinerja dibutuhkan di semua bidang dan semua bangsa.
“Jujur, peduli, empati, disiplin akan lebih dibutuhkan, terlebih lagi kalau kita pintar dan berkarakter. Kompeten dan berkarakter, dua hal ini penting. Kalau tidak bisa apa-apa maka akan sulit, apalagi jika bekerja tidak sesuai bidangnya,” sebut Sodikin.
Sodikin menambahkan bahwa lulusan saat ini tidak cukup hanya berbekal ijazah. Selain kompeten dan berkarakter, lulusan juga juga harus kreatif, mampu berinovasi, membangun kolaborasi, dan memiliki pola pikir yang terbuka.
“Kondisi saat ini perlu orang-orang kreatif dan inovatif,” ucap Sodikin.
Sodikin mengungkapkan bahwa orang kreatif akan melihat masalah dengan berbagai sudut pandang dan ini akan sangat menguntungkan dalam menghadapi setiap masalah yang ditemui termasuk masalah pekerjaan.
“Orang kreatif memiliki peluang dari setiap permasalahan bahkan ada yang mengatasi masalah tanpa masalah,” ungkap Sodikin.
Sodikin menuturkan bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi lulusan, pihaknya telah bekerjasama dengan Jepang Taiwan dan sejumlah industri dalam negeri melalui program magang. Magang di Jepang misalnya, selama kurang lebih enam bulan mahasiswa magang di Jepang di bidang pertanian.
“Di sana mereka digaji bahkan gajinya besar, lima kali lipat UMR disini. Setelah enam bulan kembali ke sini, mereka sudah punya kompetensi dan lalu menyelesaikan kuliahnya, karena yang berangkat itu mahasiswa semester 7,” tutur Sodikin.
Lebih lanjut Sodikin berharap agar kerja sama dengan pihak luar ini akan terus terjalin dan semakin banyak mahasiswa yang diberangkatkan.
”Karena sebetulnya permintaannya banyak, yang di bidang pertanian ini. Tapi kami lakukan seleksi ketat untuk menjaga kualitas dan nama baik juga. Sejak 2018 kita sudah berangkatkan, pandemi sempat berhenti dulu, tahun ini kita berangkatkan lagi, ada 6 orang yang berangkat,” pungkas Sodikin. (*)
Editor: Darmawan