ACEHSIANA.COM, Tapaktuan – Direktur Politeknik Aceh Selatan (Poltas), Dr Ir Muhibbuddin MEng yang barus sebulan lalu dilantik dikabarkan mengundurkan diri. Forum Peduli Aceh Selatan (For-PAS) minta Bupati untuk merestrukturisasi kepengurusan Yayasan Poltas (Yapoltas). Permintaan tersebut disampaikan Koordinator For-PAS, T Sukandi dalam rilis kepada acehsiana.com pada Kamis (18/8) di Tapaktuan.
Menurut T Sukandi, sejak Yapoltas tidak memperpanjang lagi jabatan Dr Muhammad Yasar STP MSc sebagai Direktur Poltas, keadaan Poltas semakin tidak jelas. Hal ini, lanjut T Sukandi, akibat pihak Yayasan yang terlalu dominan mengintervensi Poltas.
“Tetapi masyarakat yang nota benenya merupakan refresentatif pemilik Yapoltas dengan sangat peduli selalu saja melakukan sosial kontrol terhadap kinerja yayasan untuk kebaikan mutu dan kualitas Poltas,” ujar T Sukandi.
Dikatakan T Sukandi bahwa pihak yayasan yang diketuai Rasyidin terlalu memaksakan diri menutup pintu masukan yang disarankan masyarakat kepada Yayasan. Rasyidin, tambah T Sukandi, mempengaruhi pihak pemerintah daerah untuk dengan segala dalih agar bupati tetap mempercainya.
“Pemda juga terkadang mengabaikan masukan yang diberikan masyarakat karena telah tersugesti oleh pihak yayasan. Bukti nyata adalah mereka memakai jurus Abunawas sehingga Dr Muhibbuddin dijanjikan segala fasilitas sebagai Direktur agar mau menjabat Direktur Poltas,” sebut T Sukandi.
T Sukandi menambahkan bahwa Muhibbuddin menyadari jika janji tersebut tidak dapat dipenuhi sehingga memilih mengundurkan diri dari Direktur Poltas.
T Sukandi kemudian meminta Bupati untuk melakukan restrukturisasi terhadap kepengurusan Yapoltas.
“Untuk efektivitas dan efisiensi Poltas, jadikan saja putra daerah sendiri sebagai Direktur yang memang sudah berdomisili di Tapaktuan. Hal ini akan lebih hemat biaya dan direktur lebih detil memahami intern Poltas,” imbuh T Sukandi.
T Sukandi menuturkan bahwa putra daerah tersebut harus memenuhi persyaratan dan kriteria berdasarkan ketentuan aturan yang berkaku. Selain itu, tutur T Sukandi, tidak kalah penting dari hal itu segera evaluasi dan restrukrisasi kepengurusan Yapoltas, sebab disinilah awal akar permasalahannya.
“Faktor ini terjadi disebabkan selama ini bupati terlena dan percaya oleh buaian pimpinan pada Yapoltas sehingga abai terhadap saran dan masukan yang disampaikan oleh masyarakat,” tutup T Sukandi. (*)
Editor: Darmawan