ACEHSIANA.COM, Jakarta – Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) memulihkan pendidikan dengan lebih cepat dan kuat menggunakan teknologi. Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Iwan Syahril pada Jumat (12/8) di Jakarta.
Menurut Iwan, proses pembelajaran di era pandemi memaksa tenaga pendidik, peserta didik, dan orang tua untuk beralih menggunakan teknologi. Dalam pemulihan pembelajaran pascapandemi, lanjut Iwan, pihaknya menggunakan teknologi sebagai upaya memulihkan pendidikan lebih cepat dan bangkit lebih kuat, bahkan diharapkan dapat membuat lompatan kemajuan.
“Terobosan teknologi telah kita lakukan di berbagai bidang mulai dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pendidikan tinggi, hingga vokasi. Kita bergerak bagaimana teknologi bisa menjadi solusi untuk akses kualitas, pemerataan, dan lompatan kemajuan pendidikan di seluruh Indonesia,” ujar Iwan.
Dikatakan Iwan bahwa perubahan teknologi dalam pembelajaran sulit diterima. Iwan menyebut bahwa dengan ketangguhan tenaga pendidik Indonesia yang bergerak melibatkan hati untuk berpartisipasi, maka penggunaan teknologi dapat diterima. Hal itu dapat dilihat dari mudahnya guru-guru mendapatkan pelatihan-pelatihan tanpa terhalang jarak dan biaya karena adanya teknologi.
“Sekarang dengan teknologi para guru bergerak mengakselerasi transformasi pendidikan melalui teknologi pada platform Merdeka Mengajar. Ini jauh efisien biaya dan lebih simpel karena guru hanya membuka aplikasi di gawainya untuk mendapatkan modul-modul program prioritas Kemendikbudristek,” sebut Iwan.
Iwan menambahkan bahwa ia mengajak pelaku pendidikan agar berkolaborasi dan gotong royong dalam memberdayakan teknologi. Menurut dia, teknologi bisa menjadi solusi untuk memudahkan administrasi sehingga saat di sekolah guru bisa lebih fokus pada pembelajaran siswa.
“Peningkatan kompetensi para guru melalui platform Merdeka Mengajar, serta bisa memberi masukan strategis untuk perbaikan yang berkelanjutan,” tutur Iwan.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kiki Yuliati, mengajak para kepala sekolah untuk membuat Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMK PK).
“Kami menantang kepala sekolah untuk memanfaatkan teknologi sehingga mereka juga akan mengajak sekolah lainnya untuk bergerak menggunakan dan mengembangkan teknologi,” tantang Kiki.
Sebelum pandemi Covid-19 melanda, di Indonesia telah terjadi kekhawatiran akan perubahan teknologi yang kemajuannya sangat cepat. Namun, dengan adanya pandemi justru membuat segenap elemen pendidikan bergerak bersama untuk memanfaatkan teknologi.
“Kami bersyukur dengan perubahan cara pandang, cara berpikir, dan cara kerja yang menggunakan teknologi. Kami harap transformasi ini tidak akan balik lagi ke belakang, dan teknologi semakin memperkuat ekosistem pendidikan,” ucap Kiki.
Kiki berharap penguatan ekosistem pendidikan melalui teknologi dapat melahirkan pemimpin-pemimpin hebat di Indonesia.
“Semoga segala kekhawatiran kita tadi bisa dihilangkan dan akan membentuk pemimpin yang hebat untuk menjaga bangsa kita ini,” harap Kiki.
Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek, Nizam, mengungkapkan bahwa teknologi berperan sebagai enabler, empower, dan transformers pendidikan di masa pandemi Covid-19. Di mana, teknologi memungkinkan semua pihak melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak terbayangkan.
“Kemudian empower, yaitu teknologi bisa memberdayakan guru yang semulal tidak punya power pembelajaran menjadi punya sumber belajar yang bagus. Sedangkan transformers, teknologi mentransformasikan anak-anak kita, guru-guru, dan dosen untuk menuju masa depan melalui teknologi,” imbuh Nizam.
Nizam menerangkan bahwa peran teknologi sebagai enabler, empower, dan transformer pendidikan membuat Indonesia kembali pulih dan bangkit lebih cepat.
“Kita harus lebih kuat lagi, energi yang bangkit selama pandemi harus kita perkuat lagi ke depan sehingga Indonesia akan berlari kencang melompat ke masa depan sebagai negara maju, negara sejahtera bagi semuanya,” ajak Nizam.
Lebih lanjut Nizam mengajak masyarakat, khususnya pelaku pendidikan, agar menjadi bagian dari penciptaan teknologi.
“Kita harus menjadi bagian dari pencipta teknologi, dan ini sedang kami dorong secara serius. Kami melihat energi kreatif luar biasa yang telah dilakukan teman-teman di universitas yang berkolaborasi bersama politeknik maupun industri,” tutup Nizam. (*)
Editor: Darmawan