Leading News For Education For AGENTOTOPLAY Aceh
IndeksRedaksi

Guru Ini Ungkap Nikmatnya “Memek,” Kuliner Khas Simeulue

Ini Kata Zulyansyah, Fakta Nikmatnya "Memek" Kuliner Khas Simeulue

ACEHSIANA.COM. Sinabang – Provinsi Aceh kaya akan kulinernya, masing-masing daerah memiliki makanan khas tak terkecuali di daerah Kepulauan Simeulue.

Simeulue bukan saja terkenal dengan Lobsternya, namun ada kuliner yang menggoda selera, yaitu “Memek.”

Salah seorang guru asal Aceh Selatan, T Zulyansyah SPd kepada acehsiana.com, Minggu (31/7/2022) mengatakan, ada fakta unik nikmatnya memek salah satu kuliner dari Kepulauan Simeulue.

Guru yang sudah tiga tahun bertugas di Simeulue mengutarakan, bagi masyarakat yang berlibur ke Pulau Simeulue, wajib mencoba makanan khas satu ini.

“Bentuknya mirip bubur namun bahan dasar pembuatan makanan dengan nama unik ini adalah dengan pisang, beras ketan dan santan,” kata Zulyansyah.

Dikatakannya, dalam bahasa Aceh, memek berasal dari kata mamemek yang artinya mengunyah beras. Konon nenek moyang di Aceh mengunyah-ngunyah beras ketan yang dicampur dengan pisang sehingga muncul istilah mamemek.

Ini Kata Zulyansyah, Fakta Nikmatnya "Memek" Kuliner Khas Simeulue

“Kini, makanan yang telah dinobatkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBI) dikenal dengan sebutan memek,” ucap guru Fisika ini.

Kata guru yang bertugas di salah satu SMA di Sinabang ini menjelaskan, ketika dimakan, rasa pisang dan beras gongseng lebih terasa. Butiran beras ketan yang agak kasar bertemu lembutnya pisang, membawa sensasi tersendiri saat mencicipi makanan satu ini.

“Wangi beras yang digongseng pelan-pelan membawa sensasi ketenangan atau semacam aroma terapi yang memanjakan hidung. Perpaduan sensasi rasa itu makin segar dengan tambahan sedikit es,” ujarnya.

Dijelaskannya, perpaduan kasar-lembut beras dan pisang itu, makin gurih dengan campuran santan. Disana ada manis santan, manis pisang ditambah wangi ketan. Ada juga sensasi asin dari sedikit garam yang dibubuhkan saat pembuatan memek.

Ini makanan khas Simeulue, disebutkannya bahan yang harus disiapkan untuk membuat memek antara lain beras ketan, pisang, santan, garam serta gula. Pisang ditumbuk kasar, dan beras digongseng.

Setelah itu, semua bahan tadi dicampur menjadi satu kemudian memek siap untuk disantap. Proses pembuatannya memakan waktu sekitar satu jam.

Menurut Zulyansyah, masyarakat Simeulue sejak zaman dulu membuat memek untuk disantap bersama keluarga. Wisatawan yang datang ke Simeulue, dapat meminta warga membuat kuliner tersebut.

Soalnya, kuliner itu mulai jarang dijumpai di hari-hari biasa. Alasannya, karena terbuat dengan campuran santan, makanan ini tidak tahan lama.

“Saat ini memek hanya dibuat pada hari-hari besar atau bulan tertentu saja, seperti Ramadhan. Selama bulan puasa, hampir setiap rumah di daerah penghasil lobster itu membuat memek sebagai salah satu sajian berbuka,” imbuhnya.

Zulyansyah menyampaikan, kata memek jangan dikonotasikan negatif, tapi ejaan bacaannya harus benar. Semoga kuliner warisan indatu ini tetap lestari.*

Penulis : Baihaki
Editor : Darmawan