ACEH SIANA.COM, Singkil – Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki telah melantik Pj Bupati Aceh Singkil, Marthunis ST DEA MA di Anjong Mon Mata Banda Aceh, pada Kamis (21/7/2022) dua hari yang lalu.
Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian telah menunjuk sosok Marthunis menjabat Pj Bupati Aceh Singkil hingga tahun 2023. Namun jika kinerjanya bagus dan berprestasi akan diperpanjang sampai tahun 2024.
Menanggapi pelantikan Marthunis menjabat Pj Bupati Aceh Singkil. Tokoh pemuda Aceh Singkil, Baihaqi IBR, SSi yang juga sahabatnya semasa remaja saat masih sekolah di MAN 1 Banda Aceh, ketika diwawancarai Radio Republik Indonesia (RRI) Aceh Singkil, Jum’at (22/7).
Baihaqi menceritakan panjang lebar tentang sosok Marthunis sahabatnya itu. Diceritakannya, bagi yang pernah tinggal di Lampriet, Bandar Baru, Banda Aceh atau yang pernah shalat di Masjid Agung Al-Makmur, sering disebut Masjid Oman, pasti pernah mengenal dan mendengar suara merdu Drs Teungku H Muhammad Razali ketika mengimami shalat.
Teungku H Muhammad Razali sang imam besar Masjid Oman, ulama Aceh asal Pidie ini, memiliki seorang putra bernama Marthunis. Sosok pemuda inilah yang dilantik Penjabat Pj Gubernur Aceh menjadi Pj Bupati Aceh Singkil.
“Marthunis, akan mengabdi di nagari batuah titisan darah Syekh Abdurrauf As-Singkili selama setahun. Kemudian jika rancak dan berprestasi maka jabatannya akan diperpanjang hingga tahun 2024,” kata mantan Ketua KNPI Aceh Singkil ini.
Menurut Sekretaris PGRI Aceh Singkil ini, sebagai anak seorang ulama yang tersohor dan disegani, tak ayal Marthunis semasa kecil dan remaja mendapat pendidikan dasar keislaman yang kuat baik di rumahnya maupun di sekolah.
Marthunis, pernah menimba ilmu di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Jambo Tape, Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Banda Aceh dan jebolan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Banda Aceh.
Setelah itu kata Baihaqi, anak mantan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A) Provinsi Aceh, Hj Dahlia MAg ini, melanjutkan studinya ke Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.
Tamat dari ITS, Marthunis terus melanjutkan pendidikan pada Pascasarjana (S-2) di Expertise Et Gestion Env Littoral (Univ De Brest – France) dalam bidang Teknik Manajemen Pesisir. Tidak cukup di situ saja, ia menggeluti ilmu bidang Ekonomi Publik di Andrew Young School of Policy Studies -USA).
“Karena kecerdasan dan ketekunannya belajar, Marthunis menggondol dua gelar master sekaligus. Satu dari Perancis (DEA) bidang Teknik Manajemen Pesisir. Satu lagi, dari Amerika Serikat (MA) di bidang Ilmu Ekonomi,” ujarnya.
Karena itu kata Baihaqi, dua gelar keahlian yang disandang Marthunis, membuat pria berpostur tinggi besar ini disegani oleh staf dan koleganya.
Dijelaskannya, sebagai pegawai struktural, ia pernah bekerja di bagian Program Penguatan Perencanaan Pembangunan di Bappenas, Jakarta. Hijrah ke Aceh, anak aktivis Nadhlatul Ulama (NU) Aceh ini, pernah menduduki jabatan Kasubbid dan menjadi kepala bidang berkali-kali di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh.
“Menariknya, sebelum Marthunis menjadi kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu (DPMMPTSP) Aceh, pernah pula mangkal menjadi Kabid Perencanaan & Pengembangan Iklim (DPMPTSP) Aceh,” ucapnya.
Kepala Seksi Manajemen GTK dan Mutu Kesiswaan Cabang Dinas Wilayah Aceh Singkil ini menuturkan, sekitar tahun 2021 karena prestasi dan kinerjanya yang bagus, Marthunis dipromosikan menjadi Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu (DPMMPTSP) Aceh.
“Sekarang pria ramah dan suka senyum ini, dipercayakan oleh pemerintah pusat menduduki jabatan Pj Bupati Aceh Singkil. Apakah Marthunis mampu membangun Aceh Singkil, daerah kaya sumber daya alam tapi sudah terlanjur mendapat julukan daerah termiskin dan tertinggal di Aceh plus terpinggirkan,” ungkap Baihaqi.
Harapannya, dengan modal besar yang dimiliki Martunis, yaitu berupa ilmu dan pengalaman serta sebagai teknokrat perencana, Marthunis diyakini mampu menggali potensi, membangun dan mengentaskan kemiskinan serta mengangkat kesejahteraan warga Aceh Singkil. Paling tidak, kepada Marthunis diharapkan mampu “membongkar” formula pembangunan Aceh Singkil.
Lalu ditambahkannya, dengan kecakapan dan rekam jejak yang telah mumpuni, Marthunis menata dan meletakan dasar-dasar atau flat form pembangunan Aceh Singkil pada tatanan yang benar. Gerakan Marthunis ini, tentu saja harus dibarengi dan diimbangi oleh jajaran SKPK di Aceh Singkil, termasuk elemen masyarakat.
“Segala kekuatan yang ada di Aceh Singkil, harus mau bersinergi, bergerak bersama dengan putra mantan Pembina Fatayat NU Aceh ini. Jika tidak, sehebat apapun Bupati Aceh Singkil, ia akan “meruap” di derasnya alur Sungai Singkil,” sambungnya.
Mantan Ketua OSIM MAN 1 Banda Aceh yang saat itu Marhunis menjadi anak buah Baihaqi, keberadaannya sebagai Pj Bupati di Aceh Singkil, benar-benar diuji dan ditantang. Apakah ia mau dan mampu bekerja membangun plus melakukan perubahan Aceh Singkil yang berkemajuan.
Ditanya tentang mestinya putra daerah yang menjabat Pj Bupati Aceh Singkil, Baihaqi menjawabnya, almarhum mantan Bupati Aceh Singkil, Makmur Syahputra pernah mengatakan, Aceh Singkil merupakan miniaturnya Aceh bahkan nasional karena kemajemukannya.
Siapa saja boleh memimpin Aceh Singkil, hanya pemimpin yang memiliki personality, behaviour, dan the sense of power yang mampu menghadapi dan membawa perubahan.
“Apabila Marthunis tidak mampu menggenjot pembangun Aceh Singkil dan melakukan perubahan yang signifikan, benarlah anggapan orang selama ini, putra daerah saja tidak mampu membangun Aceh Singkil, apa lagi putra luar daerah,” kilahnya.
Selanjutnya, Baihaqi yang juga Sekretaris organisasi profesi yaitu PGRI Aceh Singkil mengharapkan, khusus untuk kemajuan pendidikan di Tanoh Syekh Abdurrauf As-Singkili ini, kami siap bergandeng tangan bersama Pj Bupati Aceh Singkil yang baru dilantik.[]
Penulis : Baihaki
Editor : Darmawan