Leading News For Education For AGENTOTOPLAY Aceh
IndeksRedaksi

75 Penulis Ikuti Bimtek Kepenulisan Budaya Lokal di Aceh Utara

75 Penulis Ikuti Bimtek Kepenulisan Budaya Lokal di Aceh Utara

ACEHSIANA.COM, Lhoksukon – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Arpus) Aceh Utara menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Kepenulisan Berbasis Budaya Lokal yang berlangsung selama dua hari di Aula Kantor Arpus Aceh Utara.

Kegiatan ini diikuti oleh 75 penulis terpilih dari total 104 naskah yang masuk ke meja panitia, dan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis peserta dengan mengangkat kekayaan budaya lokal sebagai tema utama tulisan.

Kepala panitia pelaksana, Sri Fujianti, S.Sos., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu program unggulan yang sangat bermanfaat untuk memperkenalkan dan mengembangkan potensi literasi budaya di kalangan masyarakat.

Ia menyatakan rasa bahagianya melihat antusiasme para peserta yang berasal dari berbagai latar belakang, termasuk akademisi, pelaku budaya, hingga pelajar.

“Kami merasa sangat senang dan bangga, karena para penulis begitu antusias mengirimkan karyanya. Setelah melalui proses kurasi yang ketat, terpilihlah 75 naskah yang dianggap layak untuk mendapatkan pelatihan lebih lanjut dalam bimtek ini,” ungkap Sri Fujianti.

Program ini merupakan bagian dari gerakan nasional literasi budaya yang juga diselenggarakan oleh perpustakaan-perpustakaan di seluruh Indonesia.

Sri menambahkan bahwa karya-karya para peserta yang berhasil lolos kurasi dan mengikuti bimtek akan dibukukan sebagai bentuk dokumentasi dan pelestarian budaya lokal dalam bentuk tulisan.

Untuk membekali para peserta dengan pengetahuan dan keterampilan menulis yang lebih mendalam, bimtek menghadirkan pemateri-pemateri yang telah berpengalaman di bidang kepenulisan dan budaya.

Narasumber pertama adalah Juni Ahyar, S.Pd., M.Pd., seorang dosen sekaligus penulis produktif yang telah banyak membimbing penulis muda.

Narasumber kedua adalah Rahmatsyah, S.Pd., M.Pd., Gr., seorang guru, penulis, dan peneliti yang aktif dalam lomba-lomba literasi budaya di tingkat nasional bersama para siswanya.

Dalam pemaparannya, Rahmatsyah memberikan materi teknis tentang bagaimana mengembangkan ide-ide dari naskah budaya yang telah ditulis peserta.

Ia menekankan pentingnya menulis tidak hanya sebagai sarana ekspresi, tetapi juga sebagai bentuk dokumentasi dan pelestarian budaya.

“Saya sangat bangga melihat peserta bimtek kali ini. Yang mengirimkan naskah bukan hanya akademisi dan pelaku budaya, tetapi juga para pelajar yang jumlahnya mencapai 30 persen. Ini menunjukkan bahwa kesadaran terhadap pentingnya pelestarian budaya mulai tumbuh di kalangan generasi muda,” ujar Rahmatsyah.

Ia juga menyoroti rendahnya kemampuan menulis di kalangan pelajar saat ini, namun menekankan bahwa yang lebih penting adalah potensi dan semangat belajar yang mereka miliki.

“Budaya bukan hanya untuk dilestarikan, tapi juga harus diwariskan. Dan pelajar adalah generasi penerus yang akan membawa nilai-nilai budaya ke masa depan,” tambahnya.

Diharapkan, kegiatan bimbingan teknis seperti ini dapat menjadi agenda rutin setiap tahun, dengan tema-tema yang lebih variatif dan inspiratif.

Selain meningkatkan literasi, kegiatan ini juga diharapkan dapat memantik kepedulian generasi muda terhadap pentingnya merawat dan mengenali budaya lokal sebagai identitas yang tidak boleh luntur oleh zaman. (*)

Editor: Darmawan