ACEHSIANA.COM, Lhokseumawe – Sejumlah warga masyarakat Lhokseumawe telah membentuk Lhokseumawe English Community (LEC) atau Komunitas Bahasa Inggris Lhokseumawe.
Komunitas ini resmi dibentuk pada Selasa (16/7) di Warung Kopi Dr Kupi di Kawasan Simpang Buloh, Cunda, Kota Lhokseumawe.
Ketua Komunitas LEC, Faisal Idris SPd MEd, menjelaskan bahwa komunitas tersebut dibentuk dengan tujuan untuk lebih memasyarakatkan penggunaan Bahasa Inggris di kalangan warga Kota Lhokseumawe.
“Target utama LEC ini adalah agar masyarakat atau siapapun yang ingin bergabung selalu menulis pesan atau bertutur dalam Bahasa Inggris, terutama ketika bertemu dengan sesama anggota komunitas,” ujar Faisal.
Dikatakan Faisal bahwa jika kebiasaan ini sudah terbentuk, mereka bercita-cita untuk membentuk kampung Inggris, di mana dalam pergaulan sehari-hari selalu menggunakan Bahasa Inggris.
Faisal mengajak siapapun yang tertarik untuk bergabung dalam komunitas ini dengan cara menghubungi salah satu pendiri agar dimasukkan dalam grup WhatsApp.
Syaratnya adalah selalu berkomunikasi dalam Bahasa Inggris baik dalam grup maupun ketika bertemu sesama anggota grup.
Adapun mereka yang terlibat dalam pembentukan LEC adalah Faisal Idris (kandidat Doktor Universiti Kebangsaan Malaysia), T Danus, Teuku Azhari (Wakil Dekan I FKIP Unimal), Jon Darmawan (kandidat Doktor Unimed), Helmiadi (guru Ulumuddin), dan Juanda (guru Ulumuddin).
Lebih lanjut Faisal menambahkan bahwa membentuk komunitas seperti LEC memiliki banyak manfaat.
“Dengan sering berkomunikasi dalam Bahasa Inggris, anggota komunitas dapat meningkatkan kemampuan berbicara, menulis, dan memahami Bahasa Inggris secara signifikan. Selain itu, berbicara dalam bahasa asing di lingkungan yang mendukung dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri anggota komunitas,” ucap Faisal.
Faisal menuturkan bahwa bergabung dalam komunitas ini juga memungkinkan anggota untuk bertemu dan berinteraksi dengan orang-orang baru yang memiliki minat yang sama, serta membuka peluang karir yang lebih luas, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Faisal menjelaskan bahwa membentuk kampung Inggris juga memiliki manfaat yang signifikan.
“Seluruh warga di kampung Inggris akan menggunakan Bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari, menciptakan lingkungan belajar yang sangat mendukung. Dengan terus-menerus menggunakan Bahasa Inggris, kemampuan berbahasa akan meningkat lebih cepat dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional,” pungkas Faisal.
Faisal mengaskan bahwa Kampung Inggris juga dapat menjadi tempat bertemunya berbagai budaya dan pertukaran pengetahuan, memperkaya wawasan dan pengalaman warga.
Dengan adanya Lhokseumawe English Community, diharapkan penggunaan Bahasa Inggris di kalangan warga Lhokseumawe dapat meningkat dan membuka peluang baru bagi mereka. (*)
Editor: Ami