ACEHSIANA.COM – Sektor bahan kimia Jerman, yang merupakan industri terbesar ketiga di Eropa, menghadapi tantangan besar akibat krisis di Laut Merah. Sejak November 2023, kelompok Houthi Yaman telah menyerang kapal-kapal dagang dan ekspedisi yang dianggap terkait dengan Israel di Laut Merah. Hal ini menyebabkan penundaan dan perubahan rute pengiriman barang-barang penting dari Asia ke Eropa, seperti suku cadang mobil, peralatan teknik, bahan kimia, dan mainan.
Laut Merah dan Terusan Suez merupakan jalur perdagangan strategis yang menghubungkan Asia, Afrika, dan Eropa. Namun, konflik antara Israel dan Palestina, serta perang saudara di Yaman, telah meningkatkan ketegangan dan risiko di kawasan tersebut. Beberapa kapal telah mengalihkan arah sebanyak tiga kali dalam beberapa hari terakhir untuk menghindari serangan Houthi. Beberapa kapal bahkan memilih untuk mengelilingi Afrika dan menjauh dari Laut Merah dan Terusan Suez.
Dampak dari krisis di Laut Merah mulai terlihat di sektor industri Jerman, yang sudah terbiasa mengalami gangguan pasokan akibat pandemi Covid-19 dan perang di Ukraina. Pabrik Tesla di Berlin, yang merupakan salah satu produsen mobil listrik terkemuka di dunia, menjadi korban paling menonjol sejauh ini². Tesla mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku dan komponen untuk memproduksi mobilnya.
Sektor bahan kimia Jerman, yang menghasilkan penjualan tahunan sekitar 260 miliar euro atau sekitar 4,5 triliun rupiah, juga terkena dampak signifikan dari krisis di Laut Merah. Sektor ini bergantung pada Asia untuk sekitar sepertiga impornya dari luar Eropa². Banyak bahan kimia yang dibutuhkan untuk berbagai industri, seperti pembersih, deterjen, kosmetik, farmasi, dan lainnya.
Martina Nighswonger, CEO dan pemilik Gechem GmbH & Co KG, yang mencampur dan membotolkan bahan kimia untuk klien industri besar, mengatakan bahwa departemen pengadaannya saat ini bekerja tiga kali lebih keras untuk mendapatkan barang-barang yang dibutuhkan. Gechem telah menurunkan produksi mesin pencuci piring dan tablet toiletnya karena tidak dapat memperoleh cukup trinatrium sitrat serta asam sulfamat dan asam sitrat. Nighswonger menambahkan bahwa dampak buruk dari keterbatasan transportasi dapat tetap menjadi masalah setidaknya pada paruh pertama tahun 2024.
Produsen bahan kimia khusus yang lebih besar, Evonik, juga mengatakan bahwa pihaknya terkena dampak perubahan rute dan penundaan dalam waktu singkat. Evonik mencoba memitigasi dampak tersebut dengan memesan lebih awal dan beralih ke angkutan udara, yang dianggap sebagai pengganti sementara karena beberapa bahan kimia tidak diperbolehkan untuk diangkut dengan pesawat.
Krisis di Laut Merah menunjukkan betapa rentannya rantai pasokan global yang saling tergantung. Jika situasi tidak segera diselesaikan, sektor bahan kimia Jerman dan industri lainnya dapat mengalami kerugian besar dan menghambat pemulihan ekonomi di tengah pandemi. (*)
Editor: Darmawan