Leading News For Education For Aceh
IndeksRedaksi

Sejumlah Intelektual Muda Nahdliyin Kunjungi Israel, PBNU Tegaskan Tidak Wakili Organisasi

Sejumlah Intelektual Muda Nahdliyin Kunjungi Israel, PBNU Tegaskan Tidak Mewakili Organisasi
Cendekiawan Muda Nahdliyin foto bersama Presiden penjajah Israel, Isaac Herzog

ACEHSIANA.COM, Jakarta – Sejumlah intelektual muda nahdliyin (sebutan bagi warga NU) dilaporkan telah mengunjungi Israel. Para intelektual muda tersebut terlihat bertemu dengan Presiden penjajah Israel, Isaac Herzog.

Kendati demikian, tidak diketahui secara pasti kapan kunjungan tersebut berlangsung. Kunjungan tersebut dikabarkan terjadi selama pekan lalu.

Kunjungan ini menuai berbagai tanggapan dari sejumlah pihak. Bahkan, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyatakan bahwa kunjungan tersebut tidak mewakili organisasi.

Meski demikian, para ulama pendahulu dari kalangan NU telah menunjukkan sikap yang jelas mengenai Palestina, yaitu memberikan dukungan penuh bagi Palestina dan menolak penjajahan Israel.

Sejarawan Aguk Irawan mengungkap perjuangan KH Hasyim Asy’ari dalam mengonsolidasi kekuatan umat Islam Indonesia untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina.

“KH Hasyim mengajak umat Islam untuk mengumpulkan dana yang diberikan kepada rakyat Palestina melalui Palestina Fons dan Majelis Rajabiyah, dimulai tanggal 19 Ramadhan 1356 H atau 23 November 1937,” ujar Aguk.

Hal ini disampaikan Aguk dalam kajian bertajuk “Mengenal Sosok Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, Pemersatu Umat Islam Indonesia” di Pondok Pesantren Minggir, Sleman, pada Sabtu (4/11/2023).

Pengasuh Pondok Pesantren Baitul Klimah ini melanjutkan, KH Hasyim Asy’ari mengorganisasi puluhan organisasi Islam di Indonesia untuk tujuan ini.

“Hasilnya, waktu itu sekitar 600 ribu gulden berhasil dikumpulkan dan dikirimkan ke Palestina untuk perjuangan umat Islam di sana,” ucap Aguk.

Aguk Irawan juga mengungkap langkah strategis KH Hasyim Asy’ari yang dengan cerdik membaca peluang dari konflik dunia, yaitu Perang Dunia II dan Perang Asia Timur Raya atau Perang Pasifik, untuk melepaskan Indonesia dari penjajahan Belanda.

Sementara itu, Rais Syuriah PBNU, KH Cholil Nafis, membacakan sikap resmi PBNU di hadapan jutaan peserta aksi akbar bela Palestina di Monas, Jakarta, Ahad (5/11/2023). Aksi ini berlangsung sejak Ahad pagi.

Kiai Cholil, yang juga merupakan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), mengawali pernyataannya dengan mengungkapkan bahwa pendiri sekaligus Rais Akbar PBNU KH Hasyim Asy’ari pada tahun 1938, sebelum Indonesia merdeka dan pada saat terjadi agresi ke Masjid Al Aqsa, sudah memfatwakan tentang qunut nazilah.

Fatwa tersebut diperuntukkan bagi warga nahdliyin dan kaum Muslimin di mana pun berada, sebagai wujud solidaritas sesama umat Muslim atas masalah yang dialami Palestina.

“Pada saat itu Kiai Hasyim Asy’ari mendapat ancaman dan persekusi dari Belanda karena dianggap ini membangkitkan ruh jihad antara kaum Muslimin saat itu. Tetapi sekarang bukan hanya masalah kaum Muslimin tetapi juga menjadi masalah kemanusiaan. Maka, selain ukhuwah Islamiyah, ada juga ukhuwah insaniyah,” tuturnya.

Adapun sikap resmi PBNU yang dibacakan oleh Kiai Cholil ditandatangani oleh Rais Aam, Katib Aam, Ketua Umum, dan Sekjen. Pertama, membela Palestina adalah berdasarkan keimanan, yang mengacu pada sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa.

“Karena itu, bagi kita yang Muslim atas nama keimanan itulah yang memanggil. Kita saling merasakan apa yang dirasakan oleh saudara-saudara kita di Palestina. Kita bagikan satu bangunan, maka saling menolong antara kita dengan mereka,” kata Kiai Cholil.

“Maka hari ini masyarakat Indonesia menyatakan protes kepada dunia, untuk berpihak kepada dunia. Yang kita lakukan saat ini adalah ibadah kepada Allah. Ibu-bapak panas hari ini tetapi gak ada apa-apanya dibandingkan saudara-saudara kita di Palestina,” tambahnya.

Kedua, PBNU meminta atas dasar keimanan dan kemanusiaan untuk membantu dan menolong saudara-saudara kita di Palestina.

“Ibu-bapak yang punya kekuatan doa mungkin yang bisa membuka pintu langit kepada Allah. Mari kita panjatkan doa. Ketika ibu bapak memiliki kemampuan harta, mari salurkan hartanya dan kita mengetuk orang yang berwenang untuk menyelesaikan persoalan Palestina,” ucapnya.

Terakhir, Kiai Cholil menyampaikan bahwa PBNU mengajak untuk bersama-sama berdoa sesuai keyakinan masing-masing.

“Bapak ibu sekalian, mari kita sama-sama berdoa sesuai keyakinan masing-masing. Maka KH Hasyim Asy’ari, sebagai hadratussyaikh, Rais Akbar di NU, meminta kita untuk qunut nazilah,” ujarnya. (*)

Editor: Darmawan