Oleh :
Ir. Muhammad Hatta, SST. MT. CPS. CPPS. CCLS. CTRS. CCHS
Lhoksukon – Aceh Utara
Dalam dunia public speaking, penutupan pidato adalah momen krusial yang sering kali diabaikan. Padahal, penutupan yang kuat dan berkesan bisa menjadi kunci untuk mengukuhkan pesan utama yang disampaikan, meninggalkan kesan mendalam pada audiens, dan mendorongnya untuk bertindak. Salah satu teknik penutupan yang dapat diaplikasikan adalah “SEHATI,” sebuah akronim yang dapat membantu kita mengingat komponen-komponen penting dalam penutupan pidato: Simpulan, Elaborasi atau Kutipan, Harapan, dan Terima Kasih.
Simpulan
Penutupan yang efektif dimulai dengan simpulan yang jelas dan kuat. Simpulan berfungsi untuk merangkum inti pesan yang telah disampaikan selama pidato. Ini adalah kesempatan untuk mengingatkan audiens tentang poin-poin utama, dan memastikan audiens meninggalkan ruangan dengan pemahaman yang utuh tentang topik yang dibahas. Misalnya, jika berbicara tentang pentingnya inovasi dalam pendidikan, simpulan yang bisa menggarisbawahi bagaimana inovasi tersebut dapat menciptakan generasi yang lebih siap menghadapi tantangan masa depan.
Elaborasi atau Kutipan
Setelah simpulan, tambahkan elaborasi atau kutipan yang relevan untuk memperkuat pesan. Kutipan dari tokoh terkenal atau cerita singkat yang menginspirasi bisa menjadi cara efektif untuk menggarisbawahi poin yang ingin di sampaikan. Misalnya, dengan mengutip kata-kata Albert Einstein, _”Imagination is more important than knowledge,”_ untuk menekankan pentingnya kreativitas dalam inovasi pendidikan. Kutipan atau cerita ini harus selaras dengan tema pidato untuk membantu memperdalam dampak dari pesan yang telah disampaikan.
Harapan
Selanjutnya, sampaikan harapan kepada audiens dengan cara yang membangkitkan semangat dan mendorongnya untuk bertindak. Harapan yang disampaikan harus menyentuh hati dan memberikan dorongan moral agar audiens merasa terinspirasi dan terdorong untuk membawa perubahan nyata. Misalnya, “Saya berharap kita semua dapat menjadikan inovasi sebagai bagian dari kehidupan kita sehari-hari, sehingga kita bisa mewujudkan masa depan yang lebih gemilang untuk anak-anak kita dan generasi yang akan datang.” Harapan ini tidak hanya harus realistis, tetapi juga penuh optimisme, memberikan keyakinan bahwa setiap langkah kecil yang diambil akan berkontribusi pada perubahan besar yang positif. Dengan cara ini, harapan bisa menjadi pendorong kuat bagi audiens untuk mengambil tindakan yang sejalan dengan pesan yang telah di sampaikan.
Terima Kasih
Akhirnya, penutupan yang baik selalu diakhiri dengan ucapan terima kasih. Berterima kasih kepada audiens menunjukkan rasa hormat dan menghargai waktu serta perhatian yang di berikan. Ucapan terima kasih ini bisa menjadi ungkapan sederhana seperti, “Terima kasih atas perhatian dan waktu yang Anda berikan,” atau lebih personal, “Saya sangat berterima kasih atas kesempatan ini untuk berbagi ide-ide saya dengan Anda semua.”
Dengan menggunakan teknik “SEHATI” dalam penutupan pidato, tidak hanya akan menyampaikan pesan yang kuat dan berkesan, tetapi juga menciptakan koneksi emosional dengan audiens. Penutupan seperti ini akan membuat pidato lebih bermakna dan menginspirasi audiens untuk membawa perubahan positif.
Contoh Penggunaan SEHATI dalam Penutupan Pidato
“Sebagai simpulan, inovasi adalah kunci untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Seperti yang pernah dikatakan oleh Mahatma Gandhi, ‘Be the change you wish to see in the world.’ Saya berharap kita semua dapat menjadi agen perubahan dalam kehidupan kita masing-masing, membawa inovasi yang nyata dalam setiap langkah kita. Terima kasih atas perhatian dan waktu yang telah Anda berikan. Semoga apa yang kita bahas hari ini dapat menjadi awal dari perubahan yang lebih besar. Mari kita bersama-sama menuju masa depan yang lebih cerah.”