ACEHSIANA.COM – Pada Rabu, 21 Februari 2024, delegasi Rusia yang dipimpin oleh Vladimir Tarabrin, menghadiri sidang Mahkamah Internasional untuk mengecam tindakan pendudukan Israel di wilayah Palestina. Tarabrin menyerukan penghentian semua aktivitas pemukiman di wilayah pendudukan dan mendesak Israel untuk mengakhiri pelanggaran yang terjadi saat ini.
Menurut Tarabrin, pendudukan tersebut menghambat hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan menghalangi realisasi solusi dua negara. Ia menekankan bahwa solusi yang dinegosiasikan, dengan negara Palestina yang merdeka dan hidup berdampingan secara damai dengan Israel, adalah cara terbaik untuk mengakhiri pelanggaran tersebut.
Kritik Terhadap Agresi Israel di Gaza
Dalam sidang yang sama, Tarabrin juga menyalahkan Israel, Amerika Serikat, dan sekutunya atas serangan di Gaza, menyatakan bahwa peristiwa tragis pada 7 Oktober tidak dapat membenarkan hukuman kolektif terhadap warga Gaza. Ia mengkritik logika pembelaan kekerasan terhadap warga sipil dan menegaskan bahwa kekerasan hanya akan melahirkan lebih banyak kekerasan, serta kebencian yang mendatangkan kebencian.
Permintaan Majelis Umum PBB dan Tindakan Israel
Sidang ini diadakan atas permintaan Majelis Umum PBB untuk memberikan pendapat mengenai konsekuensi hukum dari kebijakan dan praktik Israel di wilayah pendudukan Palestina, termasuk Yerusalem Timur. Sebelumnya, Afrika Selatan telah membawa kasus genosida terhadap Israel ke Mahkamah Internasional pada akhir Desember, meminta penghentian agresi Israel di Gaza.
Keputusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Israel untuk menghentikan tindakan genosida dan memastikan bantuan kemanusiaan bagi warga sipil di Gaza. Namun, Israel mengabaikan keputusan tersebut dan terus melanjutkan serangan di Gaza, menyebabkan kekurangan bantuan kemanusiaan.
Dampak Serangan Israel di Gaza
Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah melancarkan serangan di Jalur Gaza yang telah menewaskan sedikitnya 29.092 warga Palestina dan melukai 70.000 orang. Serangan ini juga menyebabkan 85% penduduk di Gaza kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, serta merusak dan menghancurkan 60% infrastruktur di wilayah tersebut. (*)
Editor: Darmawan