ACEHSIANA.COM, Banda Aceh – Rumah Bustami Hamzah, bakal calon Gubernur Aceh, dilaporkan diteror bom pada Senin pagi (2/8).
Kejadian ini berlangsung di rumah yang ditempati Bustami dan keluarganya, yang beralamat di Kampung Pineung, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh.
Informasi yang diperole acehsiana.com, menyebutkan bahwa insiden terjadi setelah salat Subuh.
Menurut salah satu sumber, granat dilemparkan ke arah rumah tersebut dan meledak di area garasi.
“Kejadiannya setelah salat subuh tadi, dilempari granat dan meledak di garasi,” ujar sumber tersebut.
Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam insiden tersebut. Meski demikian, beberapa bagian rumah mengalami kerusakan, terutama di garasi.
Rekaman video yang diperoleh media menunjukkan kondisi garasi yang berantakan, dengan pot bunga yang pecah dan berserakan di lantai.
Polisi langsung bergerak cepat dengan mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Tim Brimob Polda Aceh juga telah dikerahkan untuk membantu penanganan insiden ini.
Namun, hingga berita ini diturunkan, pihak berwenang belum memberikan keterangan resmi terkait motif di balik serangan tersebut.
Bustami Hamzah adalah salah satu calon yang bertarung dalam Pemilihan Gubernur Aceh 2024. Ia berpasangan dengan Muhammad Yusuf A. Wahab atau yang lebih dikenal sebagai Tu Sop.
Pasangan ini diusung oleh koalisi Partai NasDem, PAN, Golkar, serta dua partai lokal di Aceh, yakni Partai Aceh Sejahtera (PAS) dan Partai Daulat Aceh (PDA).
Selain Bustami – Tu Sop, Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh juga akan diikuti oleh pasangan Muzakir Manaf – Fadhlullah, atau Mualem – Dek Fadh.
Mualem, yang merupakan mantan Panglima GAM, saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Aceh, partai lokal terbesar di Aceh.
Sedangkan Fadhlullah adalah mantan komandan operasi GAM Wilayah Pidie yang kini menjabat sebagai Ketua DPD Partai Gerindra Aceh.
Pasangan Mualem – Dek Fadh diusung oleh koalisi besar yang terdiri dari Partai Aceh, Gerindra, Demokrat, PKB, PPP, PKS, PDIP, serta Partai Nanggroe Aceh (PNA).
Saat ini, masyarakat Aceh menunggu perkembangan lebih lanjut dari pihak berwenang mengenai insiden teror ini. Hingga kini, keamanan di sekitar lokasi kejadian telah diperketat. (*)
Editor: Darmawan