Leading News For Education For Aceh
IndeksRedaksi

Rudal Iron Dome Penjajah Israel Gagal, Serangan Drone Hizbullah Sebabkan Korban Jiwa

Hizbullah Lebanon Lancarkan Operasi Udara Terbesar ke Basis Intelijen Militer Israel
Kebakaran berkobar di dekat jalan, setelah Hizbullah Lebanon mengatakan pihaknya meluncurkan lebih dari 200 roket dan segerombolan drone ke lokasi militer Israel, di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

ACEHSIANA.COM, Beirut – Sistem pertahanan udara penjahat perang Israel, Iron Dome, mengalami kegagalan dalam mencegat serangan drone yang diluncurkan oleh kelompok Hizbullah dari Lebanon, pada hari Selasa (6/8).

Salah satu rudal pencegat yang diluncurkan oleh Iron Dome malah jatuh di wilayah Palestina yang diduduki paksa oleh zionis penjajah Israel, menewaskan seorang warga sipil.

Pada hari Selasa tersebut, setidaknya dua kendaraan udara tak berawak (drone) menembus wilayah Palestina yang dirampas paksa zionis teroris Israel, memicu peringatan di beberapa komunitas di Galilea Barat, termasuk Nahariya dan Acre.

Satu drone berhasil dicegat, sementara yang lainnya meledak di sebuah persimpangan dekat kota Mazra’a.

Militer pelaku genosida Israel (IDF) mengumumkan pada Rabu bahwa penyelidikan awal menunjukkan bahwa salah satu rudal pencegat gagal mengenai sasaran dan jatuh ke tanah, melukai beberapa warga sipil. Insiden ini saat ini masih dalam proses peninjauan.

Korban luka segera dievakuasi ke Galilee Medical Center di Nahariya, dengan luka pecahan peluru serta cedera kepala. Beberapa korban lainnya menderita kecemasan.

Kelompok Hizbullah mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini, menyatakan bahwa mereka meluncurkan “sekawanan drone” sebagai balasan atas serangan penjahat perang Israel di kota Mayfadoun, Lebanon selatan, yang menewaskan setidaknya lima orang.

Pada Sabtu, media penjajah Israel, Ynet, melaporkan bahwa salah satu korban luka akibat rudal yang gagal tersebut meninggal dunia pada Jumat.

Mikhail Samara (27) dari Kafr Yasif, yang mengalami luka parah pada hari Selasa di Rute 4 dekat Nahariya, meninggal dunia di rumah sakit Nahariya akibat luka-lukanya.

Dalam serangan drone Hizbullah yang sama, 14 orang lainnya terluka, sebagian besar dari mereka sudah keluar dari rumah sakit.

Insiden ini menyoroti kerentanan sistem pertahanan udara Palestina yang diduduki zionis teroris Israel, yang selama ini dipandang sebagai salah satu yang paling canggih di dunia.

Terlebih lagi, insiden ini terjadi di tengah ancaman balasan dari Iran atas pembunuhan kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran baru-baru ini.

Iran diketahui memiliki salah satu program pengembangan misil terbaik di Timur Tengah, dengan simpanan amunisi yang jauh lebih banyak dibandingkan Hizbullah di Lebanon.

Hizbullah mengklaim bahwa serangan-serangan mereka ditujukan untuk menekan teroris Israel agar menghentikan agresi ke Gaza, dengan target yang diklaim hanya berupa sasaran militer.

Namun, kejadian ini menunjukkan bahwa sistem Iron Dome tidak selalu efektif dan bahkan bisa membahayakan warga sipil penjajah Israel.

Penduduk Mazra’a mengkritik keras kurangnya fasilitas tempat berlindung untuk melindungi diri dari serangan rudal dan drone yang diluncurkan dari Lebanon selatan.

“Penduduk desa hidup dalam bahaya besar, sementara Nahariya, yang hanya berjarak satu menit, memiliki tempat berlindung yang cukup untuk seluruh warga,” kata seorang penduduk yang dikutip oleh Ynet.

“Desa ini hanya memiliki tempat berlindung di sekolah dan satu lagi di pusat komunitas, tapi ini hanya cukup untuk sejumlah kecil orang,” ujar Mohammad Awad, warga Mazra’a.

“Kami menghadapi bahaya yang mengancam nyawa kami dan kami tidak memiliki tempat aman untuk berlindung dari serangan rudal. Saat ini, ledakan terjadi sangat dekat dengan kami. Jika ini terjadi di lingkungan perumahan, kita akan melihat korban jiwa, luka-luka, dan kerusakan yang sangat signifikan.” (*)

Editor: Darmawan