Oleh: Yulia Maulida SPd
Pembelajaran adalah proses interaksi seorang guru dengan siswa untuk memperoleh ilmu yang merupakan kunci utama dalam keberhasilan. Dalam konteks dunia pendidikan, guru mengajarkan agar siswa dapat belajar dan menguasai isi pembelajaran hingga mencapai sesuatu yang objektif yang ditentukan dalam aspek integrasi pengetahuan (kognitif), perubahan sikap (afektif), serta yang lebih penting dalam dunia nyata yaitu keterampilan (psikomotorik).
Metode pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dan perlu menjadi perhatian guru dalam menjalankan tugas pembelajarannya. Melalui metode serta gaya penyampaian materi yang diajarkan oleh guru bisa dikatakan lebih baik bila siswa dapat menangkap isi pembelajaran yang di sampaikan serta dituangkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Sumiyati (2008: 91), metode pembelajaran yang diterapkan guru memungkinkan siswa belajar proses (learning by process), bukan hanya belajar produk (learning by product). Hal ini sangat berbeda, belajar pada umumnya yang hanya menekankan pada segi kognitif, sedangkan belajar proses dapat memungkinkan tercapainya tujuan belajar secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Belajar adalah suatu proses yang kompleks dan terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya (Arsyad, 2011). Dalam proses belajar, penggunaan metode praktikum merupakan hal yang cukup menarik dan patut dicoba. Pembelajaran pratikum ialah kegiatan utama dalam proses pendidikan yang mengarahkan peserta didik melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri. Dengan melakukan pratikum siswa juga akan menjadi lebih yakin atas suatu hal dari pada hanya menerima dari guru dan buku. Selain dapat memperkaya pengalaman, praktikum juga dapat mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa (Rustaman, 2011:1).
Melalui pratikum siswa dapat memperoleh bahan pelajaran yang didapatkan di sekolah maupun dirumah dengan memberikan kesempatan luang untuk pencapaian tingkat keterampilan. Pratikum dapat dilakukan dengan mengikuti arahan maupun petunjuk pelaksanaanya. Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam dunia pendidikan bukan hanya dituntut memahami teori saja, melainkan mampu menghasilkan karya atau skill melalui praktik secara langsung. Dari segi pembelajaran teori maupun praktik, diperlukan keseimbangan antara keduanya agar lebih cepat dipahami dan searah ilmu yang didapatkan. Disisi lain jika mengandalkan salah satu saja maka akan terjadi ketidakseimbangan dalam penuntutan ilmu, kedua nya harus dilakukan secara bersamaan untuk mendapatkan tujuan pembelajaran.
Kegiatan praktikum adalah proses pembelajaran yang sifatnya memberikan interaksi lansung yang nyata pada siswa melalui panca inderanya. Hal ini tentunya akan memberikan pengalaman belajar yang dapat dirasakan secara langsung. Sehingga kegiatan praktikum memiliki peranan penting dalam mewujudkan motivasi dan minat belajar serta mengembangkan keterampilan proses siswa dalam proses pembelajaran yang akhirnya akan bermuara pada hasil belajar mereka. Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi. Keterampilan proses bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak didik menyadari, memahami dan menguasai rangkaian bentuk kegiatan yang berhubungan dengan hasil belajar yang telah dicapai peserta didik. Rangkaian bentuk kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, dan mengkomunikasikan (Rustaman dkk, 2003).
Pembelajaran praktikum dapat digolongkan dalam bentuk pembelajaran yang menyenangkan. Dengan adanya pembelajaran praktikum siswa dapat menyalurkan bakat. Berbeda dengan pembelajaran teori yang akan menimbulkan rasa jenuh dan tak sedikit berujung stress. Melalui pembelajaran praktikum pratikum dinilai cukup efektif menghilangkan kejenuhan dan membuat pikiran siswa menjadi rileks sesaat.
Selain itu, pembelajaran praktikum juga dipercaya mampu meningkatkan keterampilan belajar siswa. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran praktikum siswa dituntut menyelesaikan pembelajaran dengan berpedoman pada cara atau langkah yang runtut.
Pelaksanaan praktikum memegang peranan penting terhadap keterampilan belajar siswa karena dapat menjadi wahana bagi mereka untuk menumbuhkan dan mengembangkan aspek-aspek dalam dirinya. Sebagaimana dijelaskan oleh Nurhayati (2011), bahwa praktikum adalah suatu rangkaian kegiatan yang memungkinkan siswa memperoleh keterampilan proses, sehingga kegiatan praktikum dapat mendukung proses perolehan pengetahuan dalam diri siswa. hal tersebut menandakan bahwa praktikum memiliki kedudukan yang amat penting dalam pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan konsep yang dijelaskan oleh Rustaman, dkk (2003), bahwa melalui kegiatan praktikum dapat menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah, karena dengan praktikum akan memberikan pengalaman yang sangat menunjang dalam melakukan pendekatan ilmiah, ini disebabkan karena dalam kegiatan praktikum siswa akan diajarkan untuk merumuskan masalah, merancang eksperimen, memakai alat, melakukan pengukuran, menginterpretasi data perolehan, serta mengkomunikasikan dalam bentuk laporan.
Kegiatan praktikum akan menunjang dan mendukung keberhasilan pembelajaran tentunya harus terlaksana dengan baik. Mengingat peran penting dari kegiatan praktikum pada proses pembelajaran sebagai bentuk kegiatan yang mampu mengembangkan keterampilan proses dan meningkatkan hasil belajar siswa, maka pembelajaran praktikum perlu terus dilaksanakan oleh guru guna mewujudkan siswa yang mandiri dalam belajar serta memiliki keterampilan belajar yang baik. Semoga!
Penulis adalah Guru Prakarya pada Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe