ACEHSIANA.COM, Zürich – FIFA mengumumkan penundaan keputusan atas permintaan Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA) untuk menskors Israel dari sepak bola internasional hingga setelah Olimpiade Paris.
FIFA menyebutkan bahwa kedua belah pihak telah meminta lebih banyak waktu untuk menyampaikan posisi mereka.
Pada bulan Mei, PFA mengajukan proposal untuk menskors Israel karena agresi mereka di Gaza. Menanggapi hal tersebut, FIFA memerintahkan evaluasi hukum yang mendesak dan berjanji untuk membahasnya pada pertemuan luar biasa dewan pada bulan Juli.
Namun, FIFA menyatakan pada Kamis (18/7) bahwa penilaian hukum tersebut akan dibagikan dengan dewan mereka paling lambat pada tanggal 31 Agustus.
Hal ini berarti tim sepak bola Israel dapat berlaga di Olimpiade Paris 2024.
“Menyusul permintaan perpanjangan dari kedua belah pihak untuk menyampaikan posisi masing-masing, yang diberikan oleh FIFA, lebih banyak waktu diperlukan untuk menyelesaikan proses ini dengan hati-hati dan lengkap,” kata FIFA di akun X-nya.
Olimpiade Paris akan diadakan dari tanggal 26 Juli hingga 11 Agustus, dengan pertandingan grup untuk turnamen sepak bola putra dimulai pada tanggal 24 Juli.
Israel telah lolos ke turnamen putra dan akan bermain melawan Mali, Paraguay, dan Jepang di fase grup.
Sebuah laporan pekan ini oleh pengacara yang mengkhususkan diri dalam hukum internasional meminta FIFA untuk melarang Israel karena melanggar beberapa undang-undang FIFA yang terkait dengan hak asasi manusia dan tujuan kemanusiaan.
Perlakuan “istimewa” terhadap Israel membuat FIFA seolah melanggar statuta mereka sendiri, khususnya Pasal 3. Pasal tersebut berbunyi, “FIFA berkomitmen untuk menghormati semua hak asasi manusia yang diakui secara internasional dan akan berusaha untuk mempromosikan perlindungan hak-hak ini.”
Badan dan pejabat FIFA harus mematuhi statuta, peraturan, keputusan, dan Kode Etik FIFA dalam kegiatan mereka.
Namun, dalam kenyataannya, FIFA sangat lunak terhadap Israel meskipun telah melancarkan agresinya sejak Oktober lalu.
Israel secara terang-terangan membombardir Gaza dengan membunuh anak-anak dan menghancurkan fasilitas umum.
Bulan lalu, lebih dari 300 atlet, pelatih, dan pengurus olahraga Palestina terbunuh. Serangan Israel juga telah menghancurkan semua fasilitas olahraga dan stadion di Gaza, kata Presiden Komite Olimpiade Palestina Jibril Rajoub Juni lalu.
PFA mengungkapkan bahwa pemain sepak bola Ahmad Abu al-Atta dan keluarganya tewas di rumah mereka akibat serangan udara Israel di Gaza. Bek 34 tahun itu tewas bersama istrinya Ruba Esmael Abu al-Atta.
Wasit internasional Hani Mesmeh juga meninggal dunia setelah menderita luka akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza pada Mei.
Serangan Israel ke Gaza telah menewaskan lebih dari 38.000 warga Palestina, menurut pejabat kesehatan Gaza.
Namun, angkanya dipastikan jauh lebih besar dari itu. Para kritikus menuduh Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina, tetapi FIFA seolah tutup mata terhadap fakta ini.
Situasi ini berbeda dengan saat Rusia menginvasi Ukraina pada awal 2022. FIFA dan UEFA dengan sigap menjatuhkan hukuman terhadap Rusia, melarang mereka berlaga pada kualifikasi Piala Dunia 2022 dan Piala Eropa 2024.
Keputusan akhir FIFA tentang permintaan PFA untuk menskors Israel masih harus ditunggu hingga setelah Olimpiade Paris selesai, sementara dunia menyaksikan dengan cermat bagaimana FIFA akan menegakkan prinsip-prinsip yang telah mereka deklarasikan dalam statuta mereka sendiri. (*)
Editor: Darmawan