Leading News For Education For Aceh
IndeksRedaksi

Petani Sawit di Aceh Hadapi Penurunan Harga Brondolan yang Signifikan

Petani Sawit di Aceh Menghadapi Penurunan Harga Brondolan yang Signifikan

ACEHSIANA.COM, Tapaktuan – Petani sawit di Aceh kini sedang merasa tidak baik-baik saja akibat kabar yang beredar tentang turunnya harga brondolan sawit secara signifikan.

Fajri, seorang petani sawit di Trumon, mengungkapkan bahwa saat ini harga sawit dan brondolan memang sedang fluktuatif.

“Saat ini harga sawit dan brondolan memang lagi turun naik,” ujarnya ketika sedang melansir sawit warga di sekitar pada Jumat (23/8).

Dikatakan Fajri bahwa pada tahun 2020, harga sawit di Aceh, termasuk brondolannya, mengalami kenaikan yang cukup signifikan, mencapai hampir Rp 3.000 per kilogram.

Kenaikan ini terjadi seiring dengan melonjaknya harga minyak goreng di pasaran, yang memberikan keuntungan ekonomi bagi petani sawit di tengah pandemi COVID-19. Namun, situasi saat ini berbeda.

“Sawit ini turun dikarenakan menumpuknya brondolan dan buah sawit di tempat agen-agen sawit,” tutur Fajri.

Penumpukan ini menyebabkan pabrik-pabrik di Aceh Selatan kelebihan kuota dan tidak mampu mengolah semua sawit yang ada menjadi minyak goreng.

Akibatnya, harga brondolan sawit mengalami penurunan drastis, bahkan mencapai Rp 600 per kilogram. Namun, ini masih merupakan perkiraan dan belum ada kepastian mengenai harga pasti brondolan sawit ke depannya.

Para petani sawit di Aceh berharap agar situasi ini segera membaik dan harga sawit kembali stabil, sehingga mereka dapat terus menghidupi keluarga mereka dengan layak.

Mereka juga mengharapkan adanya intervensi dari pemerintah untuk membantu menstabilkan harga brondolan sawit.

“Kami berharap pemerintah dapat turun tangan dan mencari solusi agar harga brondolan sawit bisa naik kembali,” pungkas Fajri.

Intervensi pemerintah diharapkan dapat membantu mengurangi penumpukan sawit di agen-agen dan pabrik, serta memastikan harga yang lebih adil bagi para petani. (*)

Editor: Darmawan