Oleh: Kesya Alifia
Siswi SMAN 1 Juli Bireuen.
Permasalahan narkoba sangat marak ditengah masyarakat sekarang ini, bahkan telah menyebar luas hingga ke berbagai kalangan usia terutama generasi muda. Data yang diperoleh dari Badan Narkotika Nasional (BNN) penyalahgunaan narkoba di Indonesia mengalami peningkatan 0.03% pada tahun 2019 dibandingkan 2017. Dari angka 3,6 juta pengguna narkoba, 70% diantaranya adalah masyarakat dalam usia produktif yaitu usia 16-65 tahun dan sebanyak 27% pengguna narkoba berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Mengapa penyalahgunaan narkoba sangat berbahaya bagi kaum muda terutama generasi Z ?
myhealth.alberta.ca mengatakan bahwa, otak manusia tumbuh dan berkembang hingga usia pertengahan 20-an, terutama berlaku pada korteks prefrontal yang digunakan dalam membuat keputusan. Mengkonsumsi narkoba saat masih muda dapat mengganggu proses perkembangan yang terjadi pada otak yang mempengaruhi pengambilan keputusan mereka yang mengakibatkan kecenderungan dalam melakukan hal-hal yang beresiko. Semakin dini seseorang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba semakin besar peluang mereka untuk terus menggunakannya dan menjadi kecanduan.
Adapun permasalahan buruk yang dapat dialami oleh penyalahguna narkoba bagi generasi muda terutama generasi Z adalah gangguan kualitas hidup seperti susah berkonsentrasi saat belajar, mengalami masalah keuangan dikarenakan masih harus meminta jajan kepada orang tua apabila orang tua tidak mampu memenuhi timbul keinginan untuk mencuri, hingga harus berurusan dengan pihak berwajib apabila terbukti melanggar hukum. Menurunnya tingkat kesadaran, pemakai yang menyalahgunakan obat-obatan dalam dosis yang berlebih, dapat menimbulkan efek tubuh terlalu rileks sehingga kesadaran berkurang drastis, hilangnya kesadaran tersebut membuat koordinasi tubuh terganggu, sering bingung, dan terjadi perubahan perilaku, dampak yang cukup berisiko tinggi adalah hilangnya ingatan hingga sulit mengenali lingkungan sekitar. Gangguan kesehatan, terutama pada otak, penyalahgunaan narkoba tersebut dapat menyebabkan keseimbangan elektrolit berkurang, mengakibatkan badan kekurangan cairan (dehidrasi), jika efek ini terus terjadi tubuh akan mengalami kejang-kejang, muncul halusinasi, perilaku lebih agresif dan rasa sesak pada dada jika terjadi dalam jangka yang panjang dapat menyebabkan kerusakan otak. Gangguan kesehatan mental, halusinasi merupakan salah satu efek yang sering dialami oleh penyalahguna narkoba, apabila pemakaian berlangsung lama dapat mengakibatkan dampak yang lebih buruk seperti gangguan mental, depresi serta kecemasan terus menerus. Terakhir dampak negatif yang paling buruk dari penyalahgunaan narkoba adalah kematian, pemakai menggunakan obat-obatan tersebut dalam dosis yang tinggi (overdosis) seperti pemakaian sabu-sabu, opium, dan kokain bisa menyebabkan tubuh kejang-kejang dan jika dibiarkan dapat mengakibatkan kematian inilah akibat fatal yang harus dihadapi “nyawa menjadi taruhan”.
Penyalahgunaan narkoba menjadi masalah yang sangat fatal, generasi muda harus mengambil langkah untuk mengendalikan penyalahgunaan narkoba. Generasi muda saat ini adalah gen Z yang berusia 9-25 tahun yang memiliki tanggung jawab dalam beberapa tahun kedepan atas arah yang akan diambil oleh negara ini untuk menjadi negara yang sejahtera, modern, maju dan terkemuka dimata dunia. Bung karno pernah berkata “jika ingin melihat masa depan suatu negara, lihatlah pemudanya dimasa sekarang”. Pemuda yang berkualitas adalah pemuda yang bebas dari penyalahgunaan narkoba, seks bebas dan memiliki kemauan untuk terus belajar dalam mengembangkan kualitas dirinya dan mau berkarya.
Membentuk diri menjadi generasi yang berkualitas dimulai dengan meraih masa depan tanpa narkoba. Perjalanan seorang pemuda dimulai dari mengenali dirinya dengan cara bertanya siapa aku, seperti apa aku dimasa depan, mengenali emosi dan perasaan serta berterima kasih kepada dirinya sendiri.
Mengenali diri sendiri itu sangat penting dan bermanfaat untuk dilakukan oleh setiap orang, khususnya bagi pemuda. Adapun manfaat dari mengenali diri sendiri yaitu mampu merencanakan cita-cita, mudah mencari solusi, membantu berbicara dengan diri sendiri, mampu hidup bermasyarakat, mengetahui kelebihan dan kekurangan, membantu berbicara dengan diri sendiri dan mampu mengetahui potensi diri. Mengenali diri sendiri dapat memperkuat konsep diri seorang generasi muda sehingga tidak mudah terpengaruh terhadap hal yang negatif. Susanto dan Fitriyanti menyatakan konsep diri suatu hal yang penting dalam pengintergrasian kepribadian, memotivasi tingkah laku sehingga pada akhirnya akan tercapai kesehatan mental.
Merencanakan masa depan sebagai salah satu usaha untuk membuat perjalanan hidup kita menjadi lebih nyaman, karena jika kita mempunyai perencanaan hidup yang baik membuat kita tahu apa yang perlu kita lakukan disetiap tahapan hidup kita.
Mengenali emosi dan perasaan, masing-masing orang memiliki caranya masing-masing untuk mengatur regulasi emosi mereka, namun yang perlu diperhatikan adalah kemampuan berpikir kita dalam membuat pertimbangan tentang resiko dan manfaat dari peluapan atau ekspresi emosi tersebut. Misalnya saat kita sedih cenderung akan berpikir negatif namun dengan dapat mengelola pikiran tersebut tentunya kita akan menerima kesedihan kita tanpa perlu putus asa dan frustasi.
Berterimakasih terhadap diri kita sendiri, saat kita melakukan kesalahan kita bisa menanggapinya dengan tertawa karena kesalahan adalah hal yang biasa setiap manusia di dunia pasti pernah melakukan kesalahan dan merasakan kekecewaan dan itu adalah hal yang wajar. Tapi hal yang perlu diketahui bahwa kita tidak perlu terlalu bersedih akan hal itu, kita tidak sendirian, bersyukur dan ambil makna positifnya dari berbagai situasi jalan dan takdir ini. Memotivasi diri penting, agar kita dapat menjadi pribadi yang kuat dan sehat dalam menentukan prioritas dan mecapai cita-cita kita, yang selalu harus diingat bagi generasi muda yaitu kita tidak hidup sendirian banyak orang yang menyayangi dan peduli dengan kita.
Pemenang juara 3 pada lomba menulis opini se-provinsi Aceh.