ACEHSIANA.COM – Konflik antara penjajah Israel dan Palestina di Jalur Gaza semakin memanas. Penjajah Israel dilaporkan memiliki sejumlah rencana jahat untuk menguasai Gaza dengan cara-cara yang melanggar hukum internasional dan hak asasi manusia.
Salah satu rencana yang paling kontroversial adalah menjatuhkan bom nuklir di Gaza. Hal ini disampaikan oleh Menteri Warisan Budaya penjajah Israel Amichai Eliyahu dalam sebuah wawancara dengan Radio Kol Berama pada Sabtu (24/1).
“Menjatuhkan nuklir adalah salah satu kemungkinan,” kata Eliyahu, yang merupakan anggota partai ekstrem kanan penjajah Israel, Otzma Yehudit. Eliyahu juga mengatakan bahwa tidak ada warga sipil Palestina yang tidak bersalah dan bahwa mereka harus diusir dari tanah mereka.
Pernyataan Eliyahu ini menuai kecaman keras dari berbagai pihak, termasuk dari Perdana Menteri penjajah Israel sendiri, Benjamin Netanyahu. Netanyahu mengatakan bahwa pernyataan Eliyahu tidak mewakili sikap pemerintah penjajah Israel dan bahwa penjajah Israel dan IDF beroperasi sesuai dengan standar tertinggi hukum internasional untuk menghindari kerugian bagi orang yang tidak bersalah.
Netanyahu juga mendisiplinkan Eliyahu dengan menghentikan sementara keikutsertaannya dalam rapat kabinet. “Pernyataan itu tidak berdasarkan pada kenyataan,” ujar Netanyahu.
Selain rencana serangan nuklir, penjajah Israel juga dikabarkan memiliki rencana lain yang tidak kalah jahat untuk menguasai Gaza. Beberapa waktu lalu, penjajah Israel ingin mengurangi jumlah warga Palestina di Gaza dengan cara memaksa mereka pindah ke Semenanjung Sinai di Mesir atau pindah ke sebuah pulau buatan di Laut Tengah.
Rencana ini juga ditolak oleh Amerika Serikat (AS) yang merupakan sekutu terdekat penjajah Israel. Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfields, mengatakan bahwa Washington menolak sejumlah pernyataan yang dikeluarkan pejabat penjajah Israel yang isinya rencana untuk memindahkan paksa warga Palestina ke luar Gaza.
“Washington sudah menjelaskan bahwa warga sipil tidak boleh dipaksa meninggalkan Gaza dalam keadaan apa pun,” ujar Thomas-Greenfields. Ia juga mengatakan bahwa rencana-rencana yang disampaikan pejabat penjajah Israel itu makin membuat perdamaian di Timur Tengah susah dicapai.
Di samping itu, penjajah Israel juga menyampaikan rencana pendudukan Gaza oleh pemukim Yahudi secara ilegal dan mengancam akan menghancurkan infrastruktur dan fasilitas sipil di Gaza. Rencana-rencana ini dianggap sebagai bentuk pembersihan etnis dan pelanggaran berat terhadap hak-hak rakyat Palestina.
Sementara itu, rakyat Palestina di Gaza terus berjuang untuk mempertahankan hak dan tanah mereka. Mereka mendapat dukungan dari berbagai negara dan organisasi internasional yang mengecam tindakan penjajah Israel. Mereka juga mendapat bantuan kemanusiaan dari berbagai pihak untuk mengatasi krisis yang dihadapi akibat blokade dan serangan penjajah Israel. (*)
Editor: Darmawan