ACEHSIANA.COM, Banda Aceh – Pemuda Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Aceh mengadakan diskusi publik dengan tema “Menuju Pemilu Berintegritas dan Berkualitas” di Soba Kafe Banda Aceh, Selasa (9/1). Diskusi ini dihadiri oleh para tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan, mahasiswa, dan akademisi dari berbagai perguruan tinggi di Aceh.
Ketua MPW Pemuda ICMI Aceh, Dr. Muhammad Yasar, S.TP., M.Sc menyebutkan bahwa kegiatan diskusi publik ini adalah bentuk respon isu nasional yang menjadi amanah Rakornas Pemuda ICMI di Bandung beberapa waktu yang lalu. Sebagai para cendikiawan tentu memiliki tanggung jawab moral dan sosial terhadap permasalahan bangsa.
Menurut Yasar, Pemilu adalah peluang untuk menata kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik ke depan. Namun itu tidak akan terwujud jika tanpa penyelenggaraan yang berintegritas.
Acara ini dibuka oleh Ketua Umum Pemuda ICMI, Dr. Ismail Rumadhan, SH., MH. yang menyampaikan pentingnya pemilu yang berintegritas sebagai syarat untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik. Ia juga mengingatkan bahwa pemilu yang tidak berintegritas dapat menimbulkan ancaman disintegrasi bangsa.
Diskusi ini menghadirkan empat narasumber, yaitu Ketua Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh, Saiful Bismi, Anggota Panitia Pengawas Pemilih (Panwaslih) Aceh, Meitanur, Direktur Eksekutif Masa Depan Institut, Dr. Ishak Rafick, dan Direktur Political Economy and Policy Studies (PEPS), Prof. Dr. Anthony Budiawan.
Para narasumber memberikan paparan dan tanggapan terkait isu-isu strategis yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemilu yang berintegritas dan berkualitas, seperti regulasi, partisipasi, pengawasan, penegakan hukum, dan pemilihan pemimpin yang legitimatif.
Saiful Bismi menegaskan bahwa KIP Aceh siap menyelenggarakan pemilu yang berintegritas dan berkualitas, dan tidak dapat diintervensi oleh pihak manapun. Ia juga mengapresiasi karakteristik masyarakat Aceh yang kuat secara religi yang dapat mencegah perilaku curang dalam pemilu.
Meitanur mengharapkan partisipasi dari seluruh masyarakat untuk mengawal pemilu, dan menghimbau agar masyarakat melapor jika menemukan tindak pelanggaran dan kecurangan kepada Panwaslih Aceh.
Anthony Budiawan meminta para penyelenggara pemilu, khususnya KPU dan Bawaslu, agar tidak tunduk kepada kepentingan penguasa, tapi tunduklah kepada rakyat. Ia juga menekankan bahwa pemilu yang berintegritas, jujur, dan adil menjadi syarat mutlak dalam melahirkan kepemimpinan yang legitimed.
Ishak Rafick mengemukakan bahwa momentum pemilu ini harus dimanfaatkan untuk menjadikan kehidupan bangsa yang lebih baik. Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak salah memilih pemimpin yang akan membawa perubahan positif bagi bangsa.
Diskusi publik ini dipandu oleh moderator Dr. Irwan Saputra dari MPW Pemuda ICMI Aceh. Salah satu yang menyita perhatian peserta adalah ketika Moharam Ramlean mengungkapkan hasil kajiannya yang dilakukan bersama Pemuda ICMI. Ia menunjukkan bahwa ada ancaman disintegrasi bangsa jika pemilu berlangsung curang, tidak adil, dan tidak transparan.
Ketua Panitia Penyelenggara, Farah Fadhillah, SE, mengatakan bahwa kegiatan diskusi publik ini adalah bentuk respon isu nasional yang menjadi amanah Rakornas Pemuda ICMI di Bandung beberapa waktu yang lalu. Ia juga berharap bahwa kegiatan ini dapat mengantisipasi potensi-potensi ancaman yang disampaikan oleh narasumber, dan melalui pendidikan dan penyadaran politik yang dilakukan, dapat mewujudkan pemilu yang berintegritas dan berkualitas. (*)
Editor: Darmawan