ACEHSIANA.COM, Banda Aceh – Pemilu 2024 akan menjadi momen penting bagi bangsa Indonesia, khususnya bagi generasi muda yang memiliki hak pilih. Menurut data Komisi Pemilihan Umum (KPU), jumlah pemilih muda di Pemilu 2024 mencapai 56,45 persen dari total pemilih, yang terdiri dari 33,60 persen generasi milenial dan 22,85 persen generasi Z.
Mengingat besarnya potensi suara pemilih muda, Ketua Majelis Pengurus Wilayah Pemuda Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (MPW PEMUDA ICMI) Aceh, Dr Muhammad Yasar STP MSc, mengajak anak muda di Aceh untuk memanfaatkan hak pilihnya dengan baik dan turut mengawal suara yang diberikan agar Pemilu 2024 berjalan secara Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil (Luber dan Jurdil).
Hal ini disampaikan Yasar dalam keterangan pers, Selasa (9/1). Yasar mengatakan bahwa Pemilu 2024 merupakan gambaran bagaimana ke depan Indonesia akan menghadapi bonus demografi, yaitu kondisi ketika jumlah penduduk usia produktif lebih besar daripada jumlah penduduk usia tidak produktif.
“Jika pemimpin bangsa tidak paham dengan situasi ini maka kita akan kehilangan peluang emas untuk memajukan Indonesia. Oleh sebab itu, pastikan amanah besar konstitusi ini kita titipkan kepada orang yang tepat untuk memimpin bangsa ini,” ujar Yasar.
Yasar juga berharap partisipasi pemilih dalam Pemilu 2024 tinggi dan berkualitas. Ia mengingatkan anak muda di Aceh agar tidak golput, yaitu tidak menggunakan hak pilihnya. Menurut Yasar, golput adalah pilihan yang tidak bijak karena berarti merelakan orang lain memilih mewakili kita secara sukarela.
“Anak muda di Aceh pasti telah mencermati dan menilai semua para calon mulai dari legislatif untuk DPR dan DPD hingga Presiden dan Wakil Presiden. Jangan terkecoh dengan gaya-gaya yang seolah-olah mengikuti selera anak muda sementara program kerja dan visi misi yang ditawarkan sama sekali tidak mencerminkan keberpihakan terhadap nasib anak muda,” tutur Yasar.
Yasar juga meminta kepada seluruh masyarakat, terutama yang memiliki hak pilih, untuk tidak terpengaruh dengan politik uang atau serangan fajar dalam bentuk sandang dan pangan atau bentuk iming-iming lainnya. Ia mengatakan bahwa jika calon yang tidak layak untuk dipilih, maka jangan dipilih, karena nasib kita menjadi taruhannya.
“Semoga Pemilu 2024 menjadi pemilu yang berintegritas, meningkat dalam hal kuantitas pemilih, juga menghasilkan kualitas hasil yang diraih agar bangsa ini maju dan berkembang serta disegani oleh bangsa-bangsa lain di dunia,” pungkas Yasar. (*)
Editor: Yasar