Kuota internet adalah hal yang paling pokok dalam belajar daring bagi anak-anak kita… Ada orang yang mengatakan, untuk menyediakan kuota internet, orang tua bisa menghabiskan ratusan ribu bahkan mendekati 700ribu sebulan… Wow..
Makanya wahai ibu dan bapak guru yang mulia hatinya… Ketika memberikan pembelajaran baik materi ataupun tugas, janganlah selalu mengirimkan video-video yang berkapasitas sangat besar umpamanya 15 MB… Atau bahkan lebih… Malah mengirimkan link YouTube untuk ditonton sebagai media pembelajaran… Itu baru satu pelajaran… Coba bayangkan sehari ada 3 pelajaran atau lebih… Semua pelajaran menuntut harus menonton video yg sangat besar kapasitasnya… Otomatis besar pula daya sedot data/paket internetnya… Sehingga akan cepat habislah kuota internet anak-anak kita…
Mengapa tidak menyuruh anak-anak browsing saja/searching saja materi yg diberikan oleh gurunya dan merangkumkan apa saja sumber-sumber di internet yg mereka peroleh. Browsing/searching lebih bisa menghemat paket data ketimbang diharuskan setiap hari menonton video pembelajaran sampai selesai lalu merangkumkan apa yang disampaikan di dalam video itu.. ketika apa yang disampaikan di dalam video itu belum dapat ditangkap, lalu harus memutar lagi berulang kali, berapa banyak sudah paket data internet yang sudah habis hanya untuk menonton satu video saja..
Mari berpikir cerdas bukan sekedar melepas tanggung jawab kita sebagai guru… Pikirkan juga kuota internet anak-anak kita dengan memberikan materi atau tugas yang lebih ringan dalam hal penggunaan paket data internet…
Sehingga dengan penggunaan paket data internet yang ringan dan tidak terlalu membebani, orang tua akan merasa nyaman dengan pembelajaran daring ini, sebab dalam suasana belum redanya wabah Covid19 ini akan lebih aman anak-anak belajar dulu untuk sementara di rumah…
Meski suasana belajarnya tidaklah semenyenangkan seperti belajar dengan tatap muka di sekolah.. akan tetapi anak-anak kita harus juga dibiasakan bisa beradaptasi dalam lingkungan belajar di saat pandemi Covid19 ini.
Toh pada hakikatnya belajar itu bisa dimana saja, dan siapa saja bisa menjadi guru, karena pada dasarnya guru bukan hanya memberi ilmu tetapi orang yang juga bisa memberikan keteladanan, dan anak-anak kita bisa belajar keteladanan ketika dia berada di rumah bersama orang tuanya… Jadi orang tua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya…
Jadi jika ada orang tua justru mengeluh kenapa anak-anaknya mesti berlama-lama belajar di rumah dan mengapa sekolah mesti ditutup dan tidak dibuka saja daripada terus sperti sekrang ini sangat menyusahkan orang tua harus menjadi guru bagi anak-anaknya untuk semua pelajaran… Jika ada orang tua semacam ini berarti tidak memahami hakikat sebenarnya pendidikan itu adalah di mulai dari rumah…
Di rumah lah anak-anak bisa belajar banyak hal.. kedisiplinan.. tanggung jawab.. kepedulian..dan lain-lain.. Jadi menjadi guru bagi anak-anaknya di rumah bukan hanya sebatas memberi asistensi dalam pengerjaan/penyelesaian tugas-tugas di dalam pelajaran sekolah.. Akan tetapi menjadikan sosok atau figur orang tua sebagai contoh teladan yang baik bagi anak-anaknya ketika di rumah..
Dan saat inilah tiba masanya, orang tua harus menjadi contoh teladan yg baik, akibat adanya pandemi Covid19, dan mungkin juga inilah salah satu hikmah dengan adanya Covid19 ini orang tua diajak untuk memberikan perhatiannya di dalam mengedukasi anak-anaknya…
Jangan hanya melulu memberikan tugas edukasi itu pada pihak lain seumpama guru di sekolah, atau ustad di Dayah/pesantren… Lalu dimana tanggungjawab sebagai orang tua?
#tulisan ini orisinil, bukan kopian, jika mau meneruskan cantumkanlah nama penulisnya sebagai penghargaan atas pemikirannya. (Penulis adalah seorang guru dan pemerhati pendidikan)
Penulis: Jumadal Afrizal, S.Si, M.Pd
Editor : Enzuharisman