ACEHSIANA.COM, Makassar – Pandemi Coronavirus disease 2019 (Covid-19) yang melanda dunia menimbulkan perubahan besar dalam waktu yang tiba-tiba bagi hampir semua lini kehidupan manusia. Salah satunya adalah bidang pendidikan.
Proses pembelajaran dipaksa untuk dilakukan dari rumah. Belajar dari rumah (BDR) merupakan satu-satunya cara agar siswa Indonesia tetap belajar sambil mengikuti protokol pencegahan Covid-19 yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan RI. Akibatnya sekitar 4,2 juta guru dan dosen dipaksa mengajar dari rumah. Sementara itu sekitar 68,8 juta siswa Indonesia mengikuti proses pembelajaran dari rumah.
Hal tersebut terungkap pada kegiatan dialog webiner yang digelar Ikatan Guru Indonesia (IGI) Sulsel minggu ini (16/5) yang bertindak sebagai nara sumber Hamid Muhammad, M.Sc, Ph.D Plt. Dirjen PAUD, Diknas, Dikmen Kemendikbud RI, Muhammad Ramli, S.Si. Ketua Umum IGI Pusat, Dr. H. Basri, S.Pd. M.Pd. Plt. Kepala Dinas Pendidikan Sulsel yang dipandu lansung oleh ketua wilayah igi Sulsel Abdul Wahid Nara, S.Pd. M.Pd.
Dalam diskusi tersebut, beberapa data diungkapkan oleh Hamid Muhammad bahwa proporsi penerapan belajar dirumah yaitu 97,6 persen terlaksana dan hanya 2,4 persen tidak terlaksana dengan berbagai kendala diantaranya belum ada jaringan internet, daerah pedalaman, bukan daerah terjangkit covid 19 dan beberapa alasan lain.
“Kami juga telah menyiapkan akses pembelajaran daring diantaranya, rumah belajar, google for education dan beberapa aplikasi lainnya. Kami juga menyiapkan kuota gratis serta siaran pembelajaran lansung melalui RRI dan TVRI,” ujar Hamid.
Hal lain juga terungkap bahwa tantangan belajar dirumah dengan mekanisme daring adalah penyediaan akses fasilitas pendukung dan banyak tugas yang dibebankan oleh guru kepada siswa karena mengejar ketuntasan kurikulum.
“Padahal mestinya guru melakukan penyederhanaan aktivitas belajar,” ungkap Hamid.
Namun, tentunya dalam pembelajaran dari rumah ini memiliki kendala yang dihadapi siswa dan guru diantaranya kemampuan guru dalam memgoperasionalkan perangkat digital, ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki siswa, faktor dukungan internal dan lingkungan siswa serta berbagai kendala lainya.
“Ini membuat masih banyak guru yang tidak melakukan pembelajaran interaktif,” lanjut Hamid Muhammad.
Sementara itu ketua umum IGI Pusat Ramli Rahim menjelaskan jika organisasi guru yang dipimpinnya jauh sebelumnya telah melakukan pelatihan yang mendukung pembelajaran dari rumah
”Kami telah lama bergerak melakukan pelatihan di seluruh wilayah Indonesia melalui kanal pelatihan IGI. Meskipun tanpa anggaran dari pemerintah kami terus bergerak,” tegas Ramli.
Hal senada diungkapkan Plt. Kadisdik Sulsel H.Basri bahwa kesiapan Belajar dari rumah telah diantisipasi dengan berbagai kebijakan yang dilakukan untuk mendukung pembelajaran dari rumah bisa lancar.
“Kami juga sudah bekerjasama dengan RRI serta beberapa penyedia layanan online. Kami memberi apresiasi kepada IGI yang turut serta berperan dalam membantu guru memperlancar pembelajaran dari rumah dan menambah kecakapan guru dalam berbagai aplikasi,’ pungkas Basri.
Sementara itu ketua IGI Sulsel Abdul Wahid Nara dalam kata penutupnya berharap musibah wabah covid 19 ini dijadikan ajang untuk mengasah diri, pada sesuatu yang baru, untuk melakukan lompatan pembelajaran yang lebih tinggi atau lebih jauh kedepan, dengan memadukan pembelajaran tatap muka lansung dan pembelajaran on line kedepannya. (*)