Leading News For Education For Aceh
IndeksRedaksi

Meriahkan Malam Puisi Lhokseumawe, Anggota DPRK Ini Turut Baca Puisi

Anggota DPRK Lhokseumawe, Azhari, membaca puisi pada Malam Puisi Kota Lhokseumawe (doc. Ibnu Halim)

ACEHSIANA.COM, Lhokseumawe – Komunitas seniman dan sastra Kota Lhokseumawe mengadakan Malam Puisi Kota Lhokseumawe. Kegiatan tersebut berlangsung di halaman belakang Station Coffee, Lhokseumae pada Minggu (1/12). Kegiatan tersebut turut dimeriahkan pembacaan puisi oleh anggota DPRK Lhokseumawe, Azhari ST SPd TGr dan Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kota Lhokseumawe, Jon Darmawan SPd MPd.

Malam puisi Lhokseumawe turut dihadiri oleh penyair nasional, Abu Rahmat. Selain itu beberapa komunitas sastra dan seniman dari beberepa Perguruan Tinggi seperti Unimal, IAIN Lhokseumawe, dan Politeknik Negeri Lhokseumawe ambil bagian dalam even sastra ini.

Founder Malam Puisi Lhokseumawe, Nanta Setia menjelaskan bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan secara swadaya oleh beberapa komunitas sastra dan seniman Kota Lhokseumawe. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengembangkan dan memasyarakatkan budaya sastra dan puisi di Kota Lhokseumawe.

“Semoga pesan-pesan yang disampaikan dalam puisi yang dibacakan dapat tersampaikan kepada masyarakat. Selain itu kita mengharapkan agar sastra terutama puisi semakin dicintai dan diminati berbagai kalangan di Kota Lhokseumawe,” ucap Nanta.

Anggota DPRK Lhokseumawe, Azhari, pada malam tersebut membacakan 2 (dua) puisi karya Sapardi Djoko Damono. Kedua puisi tersebut berjudul “Hatiku Selembar Daun” dan “Kuhentikan Hujan”. Kedua puisi ini memiliki makna yang sangat mendalam.

Azhari menuturkan bahwa meskipun ia bukan seniman tetapi sangat memaknai setiap bait puisi yang dibacakan. Ia juga memohon maaf jika intonasi dan irama puisi yang dibacakan tidak seperti seniman yang sudah profesional.

Ketua IGI Kota Lhokseumawe membaca puisi pada Malam Puisi Kota Lhokseumawe

Sementara itu Ketua IGI Kota Lhokseumawe, Jon Darmawan, membacakan puisi karya Ketua Tim Literasi IGI Kota Lhoksuemawe, Mukhlis Puna. Puisi tersebut berjudul “Kepadamu Guru”. Puisi tersbeut mengisahkan pandangan dan persepsi masyarakat terhadap profesi guru.

Guru. Jerihmu  dibidik di sidang komisi. Mulai menteri, pejabat,  tukang becak, hingga kuli mengulitimu. Khilafmu diusut berlarut- larut. Pondasi mu begitu rapuh. Paguyubanmu lesu. Kau  meraba dalam gelap.Demikian sebagian bait puisi yang dibacakan Darmawan. Menurut Darmawan, puisi itu dikarang oleh Mukhlis Puna khusus untuk memperingati Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2019. (*)