Fajar 27 April 2025 membasuh bumi dengan sinar lembut ketika Masjid Al-Ikhlas Teupin Punti, Aceh Utara, menjadi saksi bisu sebuah perjalanan ruhani yang telah menapaki delapan tahun lintasan waktu. Safari Subuh dan Zikir Bersama Tadzkiratul Ummah (TU) Aceh bukan sekadar rutinitas, melainkan kafilah iman yang setia mengunjungi hampir seluruh penjuru Kecamatan di Aceh Utara, dari timur Kecamatan Tanah Jambo Aye dan Langkahan hingga barat Kecamatan Dewantara, Banda Baro, dan Muara Batu.
Dalam rentang waktu itu, saya lebih sering bertugas sebagai MC, imam, pemandu zikir, ataupun muazzin. Namun pagi itu berbeda. Untuk pertama kalinya, saya diminta untuk berbicara, menyampaikan muhasabah di hadapan jamaah dalam naungan fajar yang tenang. Ini bukan ceramah dari seorang ahli, melainkan bisikan hati seorang hamba yang sedang bercermin kepada dirinya sendiri.
Latar belakang keilmuan saya bukanlah komunikasi, melainkan murni bidang engineering teknik mesin, dari Diploma III, Diploma IV, hingga S2 dan profesi insinyur. Namun saya percaya, jalan hidup manusia tidak selalu lurus mengikuti peta akademiknya. Sejak hampir 13 tahun dipercaya sebagai Koordinator Humas dan Kerjasama di Politeknik Negeri Lhokseumawe, dan hampir 2 tahun memegang amanah sebagai Ketua Forum Humas Politeknik Negeri se-Indonesia, saya belajar bahwa kemampuan berkomunikasi lahir dari tekad, spirit, motivasi dan ketulusan, bukan semata-mata dari gelar dan ijazah.
Pagi itu, saya berdiri tanpa podium megah, tanpa persiapan naskah panjang. Yang saya bawa hanyalah sebongkah niat untuk berbagi kesadaran, bahwa hakikat hidup adalah perjalanan pulang menuju Tuhan. Kata-kata mengalir bukan untuk menunjukkan kepiawaian berbicara, melainkan sebagai cermin diri sendiri, sembari berharap ada jiwa-jiwa lain yang turut merenung dan tersentuh.
Saya meyakini, If you think you can, so you can. Keyakinan itu menjadi landasan bahwa setiap keterbatasan bukanlah penghalang, tetapi justru undangan untuk melampaui diri sendiri. Bahwa meski saya berasal dari dunia teknik, bukan dunia komunikasi, bukan dunia dakwah formal, namun dengan semangat dan kesungguhan, kita semua mampu melangkah bersama dengan siapa saja, tanpa memandang latar belakang, bahkan mereka yang berfokus pada dunia komunikasi sekalipun.
Tadzkiratul Ummah adalah madrasah kehidupan. Safari Subuh adalah ruang tak terlihat tempat hati ditempa, bukan sekadar tubuh melangkah dari satu masjid ke masjid lainnya. Ia mengajarkan bahwa dakwah bukan milik mereka yang berbicara lantang, melainkan milik siapa saja yang berani mengingatkan diri dan mengajak sesama untuk kembali kepada Allah.
Setiap kata yang saya ucapkan pagi itu terasa begitu berat, seolah-olah ia adalah amanah yang harus dipikul dengan penuh kesadaran. Saya berbicara bukan untuk mengajar, tetapi untuk menundukkan ego pribadi, bukan untuk menunjukkan kefasihan, tetapi untuk melatih keikhlasan. Karena sejatinya, dalam dakwah, bukan seberapa pandai kita berkata-kata yang Allah nilai, melainkan seberapa jujur hati kita dalam menyeru kebaikan.
Dari perjalanan panjang Tadzkiratul Ummah selama delapan tahun ini, saya belajar bahwa fajar bukan hanya pertanda pagi, tetapi simbol harapan baru. Setiap sujud dalam dinginnya udara Subuh adalah deklarasi bahwa selama ruh masih dalam raga, masih ada kesempatan untuk memperbaiki diri, menanam amal, dan menabur cahaya.
Pagi itu, saya pulang dari Masjid Al-Ikhlas bukan dengan rasa bangga telah berbicara, tetapi dengan rasa syukur bahwa Allah memberi keberanian untuk mengambil satu langkah kecil menuju cahaya. Langkah yang mungkin kecil di mata manusia, tetapi insya Allah besar di sisi-Nya, karena dilakukan dengan penuh ketulusan.
Safari Subuh Tadzkiratul Ummah terus berlanjut. Seperti embun yang setia turun setiap pagi, ia mengajarkan kepada kami arti istiqamah, bahwa dalam dunia yang penuh gemerlap semu ini, tetap ada ruang-ruang sunyi di mana jiwa-jiwa meniti jalan pulang dalam kesederhanaan, dalam kerendahan hati, dalam zikir yang membelah sunyi, menuju keabadian.
Oleh : Dr (C). Ir. Muhammad Hatta, SST. MT
Koordinator Humas dan Kerjasama Politeknik Negeri Lhokseumawe
Penggerak Safari Subuh Tadzkiratul Ummah (TU) Aceh
Mahasiswa S3 Studi Islam Konsentrasi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Lhokseuma