Leading News For Education For Aceh
IndeksRedaksi

Mengajar di Masa Pandemi COVID 19

Mengajar di Masa Pandemi COVID 19

Oleh: Rina Asmiati, M.Pd

Dunia sedang dilanda pandemi COVID 19, tidak terkecuali dunia pendidikan yang saat ini harus menekuni kenyataan baru selama pandemi. Siswa yang selama ini digalakkan belajar kolaboratif dengan berbagi pengalaman, menggali pengetahuan dan memecahkan masalah bersama teman-temannya di sekolah terpaksa harus belajar dari rumah.

Proses Belajar dari rumah ini juga berlaku di sekolah saya yaitu SMP Negeri 1 Muara Tiga yang letaknya di ujung Kabupaten Pidie berbatasan dengan Aceh Besar. Seluruh siswa diwajibkan Belajar Dari Rumah (BDR), sehingga guru harus memutar otak menyiasati pembelajaran sedemikian rupa seefektif mungkin untuk mendukung proses belajar mengajar tersebut.

Berawal dari itu, sebagai guru saya mulai mendata WA siswa, memberikan materi berupa video-video pembelajaran bahkan  secara daring dengan menggunakan berbagai aplikasi maupun LMS. Pada tahap awal, pola ini terasa sangat membantu dan bisa menjadi salah satu solusi pembelajaran tanpa batasan ruang dan waktu di situasi pandemi ini.

Akan tetapi, masalah-masalah muncul kemudian, dimulai ketika jaringan lelet, percakapan virtual terputus, siswa tidak bisa membuka aplikasi sesuai waktu yang ditentukan, kehabisan paket data dan ternyata bahkan banyak siswa yang sama sekali tidak punya paket data maupun gadget.

Dari beberapa masalah tersebut, yang menjadi perhatian saya adalah masalah yang terakhir yaitu ternyata banyak siswa yang tidak mempunyai paket data maupun gadget atau perangkat yang mendukung pembelajaran daring tersebut. Sehingga sebagai guru saya berinisiatif untuk melakukan kunjungan ke rumah-rumah siswa tersebut.

Dari awal perjalanan menyusuri rumah-rumah siswa tersebut banyak hal-hal baru yang bisa saya dapatkan, mulai dari perjalanan yang harus melewati jalan-jalan sempit, curhatan orang tua siswa yang jangankan paket data untuk membeli beras dan persediaan makanan saja sulit, belum lagi atap yang bocor dinding kayu yang sudah banyak lapuk, halaman yang becek dan masih banyak lagi, yang menjadi pengalaman baru bagi saya yang ternyata tidak mengenal anak-anak didik saya.

Anak  yang biasanya saya harapkan datang ke sekolah tepat waktu, memakai baju yang bersih dan rapi ternyata berasal dari keluarga ini.

Pengalaman mengunjungi rumah-rumah siswa tersebut terkadang jauh melenceng dari harapan, tujuan bisa mengunjungi dua atau tiga rumah, kadang harus berhenti di satu rumah saja. Waktu yang seharusnya satu jam saja menjadi dua atau tiga jam di satu tempat.

Hal  tersebut tentu saja tidak hanya menjadi pelajaran berharga bagi anak didik saya, tetapi banyak pelajaran berharga bagi saya. Selain mengenal siswa lebih dekat juga mengenal keluarganya dan dapat lebih memahami kondisi mereka sehingga pembelajaran yang diberikan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi siswa.

Siswa yang tidak dapat mengakses pembelajaran secara daring dapat lebih terbantu dalam proses belajarnya, biasanya juga lebih fokus dalam belajar dengan dukungan yang lebih baik dari orang tua siswa. Dari segi guru  yang biasanya  mengelola banyak siswa, dengan berkunjung ke rumah siswa atau secara luring bisa fokus pada satu atau dua orang siswa sehingga waktu dapat dipergunakan secara lebih efektif.

Sebagai seorang guru kita haruslah  belajar dan terus belajar untuk dapat mengambil hikmah dari berbagai hal baik maupun buruk termasuk dari pandemi COVID 19 ini, dengan harapan semoga pandemi ini bisa cepat berakhir dan kehidupan kembali menjadi lebih baik. Aamiin Ya Rabbal A’lamin.