ACEHSIANA.COM, Jakarta – Aksi boikot terhadap McDonald’s tidak kunjung reda di dunia Islam, terutama di Timur Tengah. Boikot ini dipicu oleh dugaan dukungan McDonald’s terhadap Israel yang sedang berkonflik dengan Palestina. CEO McDonald’s, Chris Kempczinski, mengeluhkan adanya misinformasi yang merugikan perusahaannya.
Kempczinski mengatakan bahwa penjualan McDonald’s di beberapa pasar di Timur Tengah dan di luar kawasan menurun akibat boikot. Ia menyalahkan adanya informasi yang salah yang menyebarkan bahwa McDonald’s mendukung atau menyumbang kepada pemerintah atau militer Israel.
“Kami tidak mendukung atau menyumbang kepada pemerintah atau militer Israel. Kami hanya bermitra dengan operator lokal yang independen dan bertanggung jawab atas keputusan mereka sendiri,” ujar Kempczinski.
Ia juga menegaskan bahwa McDonald’s menentang kekerasan dan ujaran kebencian, dan selalu membuka pintu untuk semua orang. Ia berharap bahwa boikot ini dapat segera berakhir, dan McDonald’s dapat kembali menjalin hubungan baik dengan konsumen di seluruh dunia.
Namun, penjelasan Kempczinski tampaknya tidak memuaskan sebagian konsumen yang pro-Palestina. Mereka tetap melanjutkan aksi boikot terhadap McDonald’s, dengan cara tidak membeli produk mereka, menutupi logo mereka dengan stiker anti-Israel, atau bahkan melempari restoran mereka dengan cat merah.
Salah satu kelompok yang gencar melakukan boikot terhadap McDonald’s adalah BDS (Boycott, Divestment, and Sanctions), sebuah gerakan global yang menyerukan pemboikotan terhadap Israel atas pelanggaran hak asasi manusia terhadap Palestina. BDS telah memasukkan McDonald’s ke dalam daftar perusahaan yang harus diboikot, karena dianggap terlibat dalam penjajahan Israel terhadap Palestina.
BDS juga mendesak McDonald’s untuk memutus hubungan dengan waralaba mereka di Israel, yang telah memberikan makanan gratis kepada tentara Israel yang sedang berperang dengan Hamas di Gaza. Hal ini dianggap sebagai bentuk dukungan terhadap Israel yang sedang menjajah Palestina.
BDS juga mendesak kontrak waralaba McDonald’s di Malaysia untuk diputus, setelah pemilik waralaba tersebut menuntut BDS Malaysia atas tuduhan pencemaran nama baik. Pemilik waralaba tersebut mengklaim bahwa boikot terhadap McDonald’s telah menyebabkan kerugian sekitar satu miliar dolar AS.
BDS Malaysia menolak tuntutan tersebut, dan malah menuduh pemilik waralaba tersebut sebagai pengkhianat yang mendukung Israel. BDS Malaysia juga mengajak masyarakat Malaysia untuk tidak membeli produk McDonald’s, dan memilih produk halal yang mendukung Palestina.
Boikot terhadap McDonald’s juga terjadi di negara-negara lain seperti Mesir, Yordania, Turki, Maroko, dan Iran. Di negara-negara ini, McDonald’s dianggap sebagai simbol dari penjajahan Israel terhadap Palestina, dan harus ditinggalkan oleh konsumen yang peduli dengan kemanusiaan. (*)
Editor: Darmawan