ACEHSIANA.COM-Najur begitu sapaan akrabnya, ia dibesarkan dalam keluarga sederhana, namun ia tetap ceria menjalani masa kecilnya, tak ada tanda-tanda kesedihan diraut wajahnya. Sekolah, mengaji dan bermain dengan teman-teman sebayanya, namun untuk jajan sekolah keesokan harinya ia rela mencari kelapa disemak-semak untuk dijual, mencari lokan di sungai dan membersihkan kebun milik orang dengan upah alakadarnya menjadi aktifitas sehari-hari yang dijalaninya.
M.Najur lahir di Desa Sialang Kecamatan Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan bertepatan pada ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1970. Memulai pendidikannya di MIN Suak Bakung tamat tahun 1984, kemudian melanjutkan pendidikannya di MTsN Suak Bakung tamat tahun 1987. Pada tahun yang sama ia melanjutkan pendidikannya di MAS Suak Bakong (Sekarang MAN 4 Aceh Selatan). Semua jenjang pendidikannya mulai dari MI, MTs dan MA berada di Kecamatan Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan.
Namun kehidupan pahit yang dirasakannya semasa kecil, ternyata Yang Maha Kuasa mendengar do’a tulus dari kedua orang tuanya. Beranjak remaja Najur yang masih duduk di kelas III MAS Suak Bakung diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan menggunakan ijazah MIN dengan golongan I/a. Kemudian Najur berhenti dari sekolah karena sudah diangkat menjadi PNS.
Diusia remaja Najur telah berhasil menjadi PNS, tentu janji Allah karena Dia Maha Mengetahui karena pada bulan April tahun 1990 ayahanda tercinta menghadap Sang Ilahi. Setalah ditinggalkan ayahanda, Najur menjadi tulang punggung bagi ibu dan lima orang adiknya yang masih kecil-kecil. Berbagai upaya ia lakukan untuk menghidupkan keluarganya, sepulang dari dinas ia harus mencari kerja sampingan, jika mengharapkan gaji yang saat itu hanya sebesar Rp.28.000 tentu tidak mungkin memenuhi kebutuhan membiaya kebutuhan keluarganya.
Najur memulai karirnya sebagai penjaga sekolah pada SD Negeri 1 Paya Dapur di Desa Kampung Sapik Kecamatan Kluet Selatan (saat ini Kecamatan Kluet Timur) tahun 1989. Kemudian tahun 1995 ia pindah tugas ke SD Muhammadiyah Blok VI Baru Kecamatan Simpang Kanan Kabupaten Aceh Selatan (sekarang Kabupaten Aceh Singkil). Teringat pendidikannya belum menamatkan Sekolah Menengah Atas, iapun mengurus kembali kepindahannya tahun 1996 dari MAS Suaq Bakung ke MA Muhammadiyah Blok VI Baru Kecamatan Simpang Kanan Kabupaten Aceh Selatan yang sekarang menjadi MA Muhammadiyah Tulaan Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil dan tamat pada tahun itu juga.
Dari penjaga sekolah Najur meniti karir, pada tahun 2000 ia diperbantukan pada Kantor Kandep Simpang Kanan kemudian pada tahun 2001 dipindah tugaskan pada Kantor Camat Simpang Kanan. Dari sinilah awal karirnya mulai menanjak dengan dipercayakan sebagai Plt Kepala Desa Bulu Ara Kecamatan Simpang Kanan (sekarang Kecamatan Suro Makmur).
Merasa pendidikannya masih sebatas hanya mengantongi ijazah MA, Najur melanjutkan studinya ke Perguruan Tinggi yaitu Universitas Abulyatama mengambil jurusan strata satu pada jurusan PPKn dan tamat tahun 2002 dengan meraih gelar sarjana pendidikan. Setelah meraih gelar sarjana beliaupun beralih jabatan dari tenaga struktural menjadi tenaga fungsional, pada tahun 2003 ia diangkat menjadi guru pada SMA Negeri 1 Simpang Kanan hingga tahun 2013.
Tidak hanya sebatas meraih gelar sarjana, pada tahun 2010 ia melanjutkan studi untuk menempuh pendidikan strata dua dengan melanjutkan ke Program Pasca Sarjana di Universitas Negeri Medan (UNIMED) jurusan Administrasi Pendidikan (AP) melalui tugas belajar dan tamat pada tahun 2012 dengan meraih gelar Magister Pendidikan. Walaupun mendapat tugas belajar dari Pemda setempat, namun tidak diberikan beasiswa, sehingga ia terpaksa bekerja sebagai tukang becak untuk tambahan biaya kuliahnya. Satu dasawarsa Najur bertugas di SMA Negeri 1 Simlang Kanan dipindahkan ke SMA Negeri 1 Danau Paris dan masih pada tahun yang sama Najur dipindahkan ke SMP Negeri 2 Singkil.
Selama menjadi guru, Najur sangat vokal memperjuangkan hak-hak guru bahkan ia menjadi Ketua Koalisi Barisan Guru Bersatu (KoBAR GB) Aceh pimpinan Almarhum Sayuti Aulia di Provinsi Aceh, sebuah organisasi yang getol memperjuangkan aspirasi guru dan melakukan investigasi terhadap permasalahan guru.
Barangkali sikap Najur yang mengkritisi kebijakan Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil terhadap guru dan melakukan perlawanan dengan melakukan aksi demonstrasi, pada tahun 2016 ia dipindahkan menjadi staf di Kantor Camat Pulau Banyak Barat, sebuah kecamatan yang berada di kepulauan terluar di Kabupaten Aceh Singkil. Najur keberatan atas surat keputusan itu dengan melakukan gugatan ke PTUN Banda Aceh dan ia kembali dipindahkan lagi menjadi guru pada tahun yang sama.
Setelah kembali menjadi guru, pada tahun 2017 beliau dilantik menjadi Pengawas SMP pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Singkil. Selanjutnya pada bulan Agustus 2018 ia dilantik menjabat Kepala Bidang Pendidikan Dayah pada Dinas Syariat Islam Kabupaten Aceh Singkil dan terakhir pada tahun 2019 dilantik menjabat Kepala Bidang Kebudayaan di Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Singkil hingga sekarang.
Pengalaman organisasinya semasa guru, pada tahun 2014 Najur dipercayai menjadi Ketua KoBar GB Aceh Kabupaten Aceh Singkil. Karena kiprahnya yang berani dan siap mengambil resiko dalam memperjuangkan kepentingan guru, akhirnya pada Konferensi ke-XXI PGRI Kabupaten Aceh Singkil ia terpilih memimpin organisasi profesi yaitu PGRI Kabupaten Aceh Singkil secara aklamasi.
Pada Konferensi ke-XXII PGRI Kabupaten Aceh Singkil pada tanggal 03 Oktober 2020 yang dibuka oleh Bupati Aceh Singkil dan dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Aceh serta Ketua bersama Pengurus PGRI Provinsi Aceh, Najur kembali terpilih untuk kedua kalinya untuk memimpin organisasi PGRI Kabupaten Aceh Singkil periode tahun 2020-2025 secara aklamasi.
Suasana saat Konferensi PGRI Kabupaten Aceh Singkil yang dilaksanakan di Gedung Serba Guna Langgeng Jaya Tulaan Kecamatan Gunung Meriah membuat siapapun yang hadir merinding. Walaupun Najur menolak untuk dicalonkan kembali untuk menjabat Ketua PGRI Kabupaten Aceh Singkil dengan alasan kesehatan dan untuk regenerasi apalagi tugas-tugas yang harus fokus di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Singkil, namun semua Pengurus Cabang PGRI Kecamatan tetap bersikukuh untuk tetap mencalonkan Najur sebagai Ketua PGRI Kabupaten Aceh Singkil bahkan semua perwakilan Cabang PGRI Kecamatan apabila Najur tidak bersedia menjadi Ketua PGRI Kabupaten Aceh Selatan, mereka mengancam untuk mengundurkan diri dari Pengurus Cabang PGRI dan meninggalkan ruang konferensi.
Saat berlangsungnya konferensi, sidang pleno diambil alih oleh Pengurus PGRI Provinsi Aceh untuk menenangkan peserta konferensi. Atas kepercayaan semua Cabang PGRI yang mengamanahkan agar beliau kembali memimpin PGRI Kabupaten Aceh Singkil, akhirnya Najur bersedia untuk memimpin PGRI Kabupaten Aceh Singkil untuk kedua kalinya. Beliaupun akan berjuang dalam waktu dua tahun, Kantor PGRI Kabupaten Aceh Singkil harus berdiri di Tanoh Syech Abdurrauf Al-Singkily sembari meminta dukungan dari semua Pengurus Cabang di Kabupaten Aceh Singkil.
Penulis yakin, terpilihnya Najur untuk memimpin PGRI Kabupaten Aceh Singkil untuk kedua kalinya secara aklamasi, tentu suara bulat Pengurus Cabang menandakan selama ini beliau mampu memperjuangkan aspirasi guru dan menjadi jembatan bagi guru di Aceh Singkil. Kecintaan anggota kepada pemimpinnya harus tetap dipertahankan, kepedulian seorang pemimpin terhadap anggota yang dipimpinnya jauh lebih penting dari jabatannya.
Selamat berjuang kanda M.Najur….!!!
Penulis : Baihaki berdomisili di Banda Aceh.
Editor: Enzuharisman