ACEHSIANA.COM, Banda Aceh – Tgk Misbar As Salmani, Komandan Santri Bela Negara Se Aceh, mengecam keras pelaksanaan kontes waria yang mengatasnamakan perwakilan Aceh.
Kecaman ini muncul setelah masyarakat Aceh dihebohkan oleh tersebarnya video singkat di dunia maya yang menampilkan seorang waria mengenakan selempang Aceh menjadi pemenang pada kontes tersebut.
Menurut informasi, kontes itu berlangsung di sebuah hotel di Jakarta pada tanggal 4 Agustus 2024.
Misbar menyatakan bahwa perilaku tersebut tidak mencerminkan kehidupan sosial masyarakat di Aceh dan bahkan sangat menjatuhkan martabat nama Aceh yang dikenal dengan Tanah Aulia yang mempunyai syariat yang begitu kental.
“Oleh karena itu kami meminta kepada Pemerintah Aceh untuk segera mengusut tuntas dan menginterogasi pihak panitia pelaksana. Selain itu juga harus diungkapkan pihak yang memberikan izin terhadap kontestan yang mewakili Aceh itu,” kata Misbar.
Ia menjelaskan bahwa even-even seperti itu akan merusak nama baik Aceh yang berlandaskan prinsip-prinsip kekhususan dan keistimewaan dalam bingkai syariat Islam.
“Untuk itu kami berharap kepada seluruh elemen masyarakat, kalau pun ada saudara atau keluarga yang berprilaku seperti ini, supaya dapat diberikan edukasi. Sehingga dia akan memperoleh pemeliharaan dan pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan tanpa diskriminasi dalam kehidupan bermasyarakat,” tambah Misbar.
Komandan Santri Bela Negara berharap agar hal seperti itu di kemudian hari tidak ada lagi yang mengklaim dirinya sebagai wakil dari Aceh.
Oleh karena itu, haruslah ada suatu ketentuan khusus bagi yang ingin mewakili Aceh, tentunya haruslah mendapatkan izin dari pemerintah Aceh sesuai dengan bidang yang dia wakili.
Sehingga benar-benar mewakili perwakilan resmi masyarakat Aceh melalui Pemerintah Aceh dalam berbagai kompetisi atau acara yang dilaksanakan oleh siapapun.
Melihat kondisi seperti itu, menurut Misbar, terkesan ada pihak-pihak tertentu yang berupaya untuk merusak nilai-nilai sosial budaya dan nilai-nilai kekhususan serta keistimewaan yang ada di Aceh dalam bingkai syariah Islam.
“Maka kami sangat bermohon kepada pihak pemerintah untuk mengusut tuntas siapa dalang di balik acara tersebut dan siapa waria tersebut sehingga berani membawa nama Aceh. Jika sudah mendapatkan alamatnya, kami Santri Bela Negara Se Aceh meminta agar diberikan hukuman yang keras untuk mereka karena ini adalah tentang martabat Aceh,” tegasnya.
“Pelaksanaan acara-acara dan kegiatan-kegiatan yang seperti itu sangatlah kita sayangkan. Semoga pemerintah Aceh segera memberikan klarifikasi dan menolak peserta tersebut berasal dari Aceh, bahkan bisa mempersoalkan secara hukum karena telah mencatut nama Aceh secara ilegal,” tutup Misbar. (*)
Editor: Darmawan