ACEHSIANA.COM, Meureudu – Sebanyak
63 Guru Pembimbing Khusus (GPK) dari 30 satuan pendidikan
penyelenggara pendidikan inklusif jenjang PAUD, SD, dan SMP
dievaluasi kinerjanya. Mereka dievaluasi oleh tim yang dibentuk Dinas
Pendidikan Pidie Jaya pada Kamis (5/3) di SMPN 1 Meureudu.
Kepala
Dinas Pendidikan Pidie Jaya, Saiful MPd menjelaskan bahwa mutu
pendidikan mutlak harus didasari atas proses. Oleh karena itu, tambah
Saiful, tidak akan ada pendidikan yang bermutu tanpa proses yang
bermutu. Pendidikan inklusif, kata Saiful, sangat memperhatikan
proses bermutu. Saiful menyebutkan bahwa semua anak memungkinkan
dapat belajar dengan optimal jika dilakukan perubahan/penyesuaian
lingkungan terhadap kebutuhan dan hambatan belajar anak.
“Evaluasi ini dilakukan untuk menilai tingkat pemahaman GPK dan kemampuan mereka dalam mencari cara atau solusi penyelesaian masalah ABK yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif dan mengkaji secara konseptual tentang pendidikan inklusif. Terutama terkait dengan paradigma pendidikan inklusif dan relevansinya dengan tujuan pendidikan untuk semua dengan pendekatan merdeka belajar,” ujar Saiful
Kabid Dikdas Disdik Pijay, Makmurrizal MPd berharap untuk tahun 2020 terdapat penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan yang lain.
“Kita berharap efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan, partisipasi stakeholder, dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif) di Pidie Jaya meningkat, pinta Makmurrizal.
Kegiatan evaluasi tersebut turut dihadiri oleh Kasi Sekolah Dasar Zulwanis SPd, Ketua Asosiasi Pengawas Seluruh Indonesia (APSI) Pijay, Isfandiar MPd, Koorwas Afriyani, S.Pd serta beberapa kepala sekolah. (*)
Kontributor: Hamid
Editor: Darmawan