ACEHSIANA.COM, Lhokseumawe – Kegiatan launching dan bedah buku karya guru dan siswa yang dirangkai dalam Kenduri Buku Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe (SSB) berlangsung meriah. Kenduri buku tersebut berlangsung di gedung SSB Lhokseumawe pada Selasa (3/3).
Kenduri buku dihadiri oleh perwakilan Dinas Pendidikan Aceh, Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdindik) Wilayah Kota Lhoksuemawe, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Lhokseumawe, Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara, serta undangan lainnya. Kenduri buku tersebut turut disponsori oleh Forum Aceh Menulis (FAMe) dan IGI Kota Lhokseumawe.
Perwakilan siswa penulis buku, Euis Putri Ramadhani dalam testimoninya mengaku sangat bangga karena kenduri buku tersebut dihadiri oleh orang hebat dan penting.
“Kita jadi saksi bahwa SSB Lhokseumawe sudah melahirkan penulis muda dan hebat. Kami akan mengguncang dunia dengan tulisan kami 5 tahun kedepan,” ujar Euis denga penuh semangat.
Menurut Euis, dalam beberapa tahun belakangan, kegiatan literasi di SSB Lhokseumawe sudah berjalan dengan sangat luar biasa. Setiap kelas, tambah Euis sudah melahirkan buku.
“Setiap kelas seolah berkata, ini kisahku, mana kisahmu,” tutur Euis.
Ketua Komite SSB Lhokseumawe, Prof Dr H Apridar SE MSi, menegaskan bahwa literasi Indonesia berada pada posisi 0,001 yang berarti dalam 1000 anak Indonesia hanya 1 orang yang membaca.
“Maka sangat pantas Indonesia disebut sedang berkembang jika tidak ingin dikatakan terbelakang. Posisi ini merupakan ciri dari masyarakat malas membaca atau jauh dari literasi. Sekolah atau lembaga pendidikan harus proaktif menumbuhkan gerakan literasi,” jelas Apridar.
Dikatakan Apridar, menghasilkan 3 lembar tulisan original lebih sulit dari merepet setahun. Padahal, lanjut Apridar, Indonesia merupakan salah satu pengguna media sosial terbesar di dunia. Berdasarkan penelitian, kata Apridar, di Jakarta saja terdapat 15000 tweet di media sosial setiap detiknya.
“Media sosial kita lebih banyak digunakan untuk memproduksi dan menyebar hoax. Pola tersebut harus dirubah, salah satunya dengan literasi. Saya bangga dengan SSB Lhokseumawe yang selangkah lebih maju di bidang literasi,” ungkap Apridar.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Kasubbag TU) Cabdindik Wilayah Kota Lhokseumawe, Jamaluddin SPd MM dalam sambutannya memuji kiprah IGI yang telah membantu kegiatan literasi di Kota Lhokseumawe. Terlebih lagi, sebut Jamaluddin, literasi merupakan salah satu kecakapan hidup yang harus dimiliki siswa.
“Literasi digital merupakan background revolusi industri 4.0. Kami sangat apresiasi dan bangga dengan kegiatan literasi yang sudah berjalan di SSB Lhokseumawe. Semoga sekolah lain dapat mengambil contoh dari SSB Lhokseumawe. Saya ucapkan selamat dan semangat untuk SSB Lhokseumawe yang telah memperjuangkan literasi,” pungkas Jamaluddin.
Kepala SMAS Sukma Bangsa Lhokseumawe, Zubir SSi saat melaunching buku menerangkan bahwa kegiatan tersebut berangkat dari keprihatinan terhadap krisis literasi. Oleh karena itu, urai Zubir, SSB Lhokseumawe menggerakkan literasi di Lhokseumawe dengan berbagai program literasi. Judu buku, tutup Zubir, sesuai dengan nama kelas siswa penulis. (*)
Editor: Darmawan