Acehsiana. Com – BLANGPIDIE – Untuk kedua kalinya, guru-guru yang tergabung dalam wadah PGRI di Aceh Barat Daya memilih kembali kepala dinasnya, Jauhari, untuk memimpin organisasi guru tersebut. Acara konferensi yang dibuka Sekda Abdya Drs Thamarin berlangsung di aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Abdya, Sabtu (23/1/2021).
Tidak lama setelah terpilihnya Jauhari sebagai ketua PGRI Abdya, sebuah akun Facebook melancarkan kritik atas fenomenan ini. Memang tidak menyebut nama dan lokasi, pemilik akun tersebut menyorot perilaku birokrat yang masih sangat bernafsu merebut jabatan ketua PGRI.
Akun Facebook salah satu netizen menuliskan di wall-nya, bahwa masih ada kepala dinas pendidikan yang memimpin organisasi guru dengan alasan sudah diatur dalam AD/ART. Netizen ini kemudian membuat plesetan untuk hasil konferensi PGRI sebagai organisasi pejabat. “Jadilah Persatuan Pejabat Republik Indonesia,” tuisnya.
Menurut informasi yang berhasil dihimpun media ini, acara konferensi PGRI Abdya diikuti oleh mayoritas guru SD dan SMP. Sedangkan guru dari jajajaran Kemenag dan SMA/SMK hanya terlihat sedikit sekali.
Menurut sumber ini, kondisi forum yang memang didominasi oleh guru-guru di bawah Dinas Pendidikan kabupaten memberi peluang besar bagi Jauhari untuk dipilih. “Mana ada anak buah yang berani menolak memilih bos-nya,” ujar sebuah sumber.
Terpilihnya kembali Jauhari untuk periode kedua memunculkan pertanyaan di kalangan guru lainnya. Mereka mempertanyakan prestasi apa yang pernah dibuat Kadisdik ini untuk memajukan organisasi selain mengutip iuran? “Ini yang sangat disayangkan. Tidak ada program apa-apa,” kata sumber yang meminta tidak ditulis namanya.
Konferensi PGRI Abdya dibuka secara resmi oleh Sekda Abdya, Drs. Thamrin mewakili Bupati setempat. Ketika menyampaikan arahan, ia meminta agar PGRI Abdya mengubah orientasinya dari berpikir kekuasaan kepada karya nyata.
Ia mengatakan, bahwa saat ini telah muncul berbagai organisasi guru, seperti IGI dan lain-lain. “Jangan lagi berorientasi kekuasaan, tapi harus menunjukkan kerja nyata. Sehingga keberadaan PGRI benar-benar bisa dirasakan oleh guru,” ujar Sekda.
Harapan senada juga disampaikan oleh Ketua PGR Aceh Munzir yang meminta agar ketua PGRI Abdya yang baru benar-benar memperhatikan keterwakilan berbagai jenjang sekolah. “Ini penting agar organisasi ini benar-benar dirasakan sebagai rumah guru,” ujarnya.
Dosen ISBI Aceh ini menjelaskan di depan peserta konferensi bahwa Bupati Abdya telah menjanjikan lahan untuk pembangunan kantor PGRI. Kata Munzir, hal ini menjadi bukti bahwa Pemerintah Abdya sangat peduli kepada PGRI.[]