Leading News For Education For AGENTOTOPLAY Aceh
IndeksRedaksi

Kacabdin Bireuen Kumpulkan Ketua MGMP, Bahas Masa Depan Pendidikan dan Strategi Sukses UTBK

Acehsiana.com – Bireuen – Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Bireuen, Abdul Hamid, S.Pd., M.Pd., menggelar pertemuan dengan seluruh Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) SMA, SMK, dan SLB se-Bireuen, dalam rangka membahas harapan pendidikan masa depan serta strategi memperkuat kualitas pembelajaran, khususnya menjelang Ujian Tulis Berbasis Komputer – Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT).

Dalam pertemuan yang berlangsung di aula Cabdin Bireuen tersebut, Abdul Hamid menekankan pentingnya membentuk karakter siswa melalui perbaikan karakter guru sebagai panutan utama di lingkungan sekolah. “Guru yang baik bukan hanya pengajar, tapi juga teladan. Pembentukan karakter siswa harus dimulai dari karakter gurunya,” ujarnya. Berlangsung di ruang zoom meeting pada Senin 5/5/25.

Ia juga menyoroti pentingnya mengaktifkan kembali peran MGMP sebagai wadah pelatihan berkelanjutan bagi guru. Menurutnya, pelatihan yang dilakukan oleh MGMP adalah bentuk pengembangan profesional paling hemat biaya, namun tetap membutuhkan dukungan dana operasional.

“Oleh karena itu, saya minta kepala sekolah SMA, SMK, dan SLB untuk mengalokasikan dana BOS untuk kegiatan MGMP. Ini sudah dibolehkan sesuai surat edaran dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah,” tegas Abdul Hamid.

Selain membahas penguatan karakter dan profesionalisme guru, pertemuan ini juga fokus pada tantangan UTBK-SNBT 2025, khususnya pada soal Literasi Bahasa Indonesia (LBI) dan Literasi Bahasa Inggris (LBE). Hasil obrolan informal dengan para guru di sejumlah sekolah menunjukkan bahwa soal LBI tahun ini dirasa sangat menantang oleh para siswa.

“Soal LBI tidak lagi sekadar membaca dan memahami teks, melainkan menuntut pemahaman multidisiplin, karena teks yang diujikan banyak mengandung materi sains seperti fisika, kimia, biologi, hingga ekonomi,” jelas Abdul Hamid.

Ia menambahkan, banyak siswa merasa kesulitan karena pertanyaan yang muncul justru menuntut pemahaman konsep dan istilah ilmiah yang tidak langsung tersedia dalam teks. “Ini bukan ujian bahasa Indonesia, melainkan ujian literasi dalam bahasa Indonesia. Begitu juga dengan Literasi Bahasa Inggris, kontennya bisa dari ilmu apa saja,” ungkapnya.

Untuk itu, Kacabdin Bireuen mendorong MGMP Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris untuk fokus meluruskan pemahaman guru terkait konsep LBI dan LBE yang sebenarnya. “Guru harus tahu bahwa literasi yang diujikan bukan soal kebahasaan, melainkan soal kemampuan memahami teks ilmiah dalam bahasa tertentu. Guru perlu menyampaikan ini kepada siswa kelas XII,” imbau Hamid.

Pertemuan ini ditutup dengan komitmen bersama untuk memperkuat peran MGMP sebagai garda depan peningkatan mutu pendidikan di Bireuen. Dengan kolaborasi yang erat antara guru, kepala sekolah, dan Cabdin, diharapkan lulusan SMA/SMK/SLB di Kabupaten Bireuen mampu bersaing secara nasional dalam berbagai seleksi pendidikan tinggi.

Laporan Hendri Satria dari bireuen