ACEHSIANA.COM, AUSTRALIA – Demi menjemput Mahasiswa Asing Kembali Kuliah, Universitas Australia Rela Sewa Pesawawat. Perdana Menteri Scott Morrison mendukung rencana sejumlah universitas menjemput para mahasiswa asing yang kini masih berada di negara masing-masing untuk kembali kuliah di Australia.
Pemerintah sudah mengizinkan kedatangan mahasiswa asing mulai Juli mendatang.
Rencana ini diajukan oleh dua perguruan tinggi, yaitu Australian National University (ANU) dan University of Canberra (UC) dan telah mendapatkan persetujuan dari Pemerintah Kawasan Ibukota Australia (ACT).
Sedikitnya 350 mahasiswa asing di ANU dan UC yang kini masih di luar Australia, akan dijemput dengan pesawat carteran.
Sumber dari Facebook: Sejak pandemi COVID-19, ruang-ruang kuliah di perguruan tinggi kosong dan mahasiswa menjalani perkuliahan secara daring.
Langkah dua perguruan tinggi di Canberra ini juga sudah dijajaki oleh Australia Selatan.
Negara bagian tersebut telah mengajukan rencananya ke Pemerintah Federal untuk menjemput 800 mahasiswa asing kembali kuliah di Adelaide.
Namun Pemerintah Federal menegaskan negara bagian harus terlebih dahulu membuka perbatasannya sebelum rencana ini dipertimbangkan. Australia Selatan, sebelum memutuskan baru akan membuka perbatasannya paling cepat 20 Juli.
Biro Statistik Australia memperkirakan sektor pendidikan tinggi negara ini menghasilkan pendapatan dari uang SPP mahasiswa internasional sebesar $15,9 miliar pada tahun ajaran 2018/19.
Sebagai dampak COVID-19, pendapatan seluruh perguruan tinggi di Australia akan turun $3 miliar tahun ini.
Sementara itu Menteri Pariwisata Australia mengatakan perbatasan Australia kemungkinan akan ditutup hingga tahun depan.
Simon Birmingham mengatakan keputusan untuk tetap menutup perbatasan Australia adalah salah satu alasan utama keberhasilan Australia menekan penularan virus corona selama ini, karenanya tidak akan dicabut dalam waktu dekat.
“Saya juga sedih karena dalam hal perjalanan terkait wisata, baik yang masuk atau keluar Australia nampaknya masih akan jauh,” kata menteri Birmingham kepada National Press Club.
Ketika ditanya apakah artinya perbatasan tidak akan terbuka sampai tahun depan, ia menjawab, “saya pikir itu lebih mungkin terjadi”.
Ikuti perkembangan terkini soal pandemi virus corona di Australia hanya di ABC Indonesia