ACEHSIANA.COM – Konflik antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza semakin memanas, dengan Israel melancarkan serangan-serangan dahsyat yang menewaskan ratusan warga Palestina, menghancurkan rumah sakit dan kuburan, dan merencanakan pemukiman Yahudi di wilayah yang terkepung.
Menurut laporan media Palestina, pasukan Israel (IDF) menggunakan bahan peledak berukuran besar untuk menghancurkan seluruh lingkungan di Khan Yunis, kota di Gaza selatan yang menjadi sasaran utama operasi darat Israel.
Disebut-sebut, IDF memakai bom dengan total seberat empat ton untuk menghancurkan wilayah kota tersebut, yang menyebabkan kerusakan parah dan korban jiwa yang banyak.
IDF juga berjanji untuk memperluas serangannya terhadap kota tersebut seiring meningkatnya serangan mereka di Jalur Gaza, yang telah berlangsung sejak 7 Oktober lalu.
Serangan Israel itu dilakukan sebagai balasan atas serangan roket yang dilancarkan oleh Hamas, kelompok militan Palestina yang menguasai Gaza, ke wilayah Israel selatan.
Israel mengklaim bahwa serangan Hamas menewaskan sekitar 1.140 orang, sebagian besar warga sipil, dan melukai ribuan lainnya.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza, yang dikuasai oleh Hamas, mengatakan bahwa serangan Israel telah menewaskan 25.295 orang, sebagian besar dari mereka adalah perempuan, anak-anak dan remaja, dan melukai 63.000 lainnya.
Serangan Israel juga telah menghancurkan ribuan rumah, sekolah, rumah sakit, dan infrastruktur lainnya di Gaza, yang merupakan wilayah paling padat penduduknya di dunia.
Ratusan Warga Terbunuh dalam 24 Jam Pada Senin (22/1), Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa pasukan Israel telah membunuh 190 orang di Jalur Gaza selama 24 jam terakhir, yang merupakan jumlah korban tewas harian tertinggi sejak konflik dimulai.
Korban tewas terbanyak terjadi di Khan Yunis, di mana IDF terus meningkatkan upaya untuk menghancurkan kota tersebut.
Kepala bedah plastik dan luka bakar di Rumah Sakit Nasser Khan Yunis, Dr Ahmed al-Moghrabi, mengatakan ada “pengeboman di sekitar kita”, yang mengancam nyawa pasien dan staf medis.
Laporan lain menggambarkan, orang-orang yang terjebak di dalam rumah sakit mulai menggali kuburan massal karena jumlah korban tewas terus bertambah.
“Tentara Israel menyerbu Rumah Sakit Al-Khair di Khan Younis dan menahan staf medisnya,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al-Qudra.
Delapan ribu orang dilaporkan terjebak di dalam Rumah Sakit Al-Amal, di mana para pengungsi terluka “akibat tembakan hebat dari drone Israel yang menargetkan warga di Rumah Sakit Al-Amal” pada 19 Januari, menurut data dari Bulan Sabit Merah.
Runtuhnya sistem kesehatan di Gaza dan kekurangan makanan di tengah pemboman Israel terus mengancam anak-anak yang belum lahir dari puluhan ribu wanita hamil di daerah kantong yang terkepung tersebut.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pihaknya mencatat ratusan keguguran dan kelahiran prematur dalam beberapa hari terakhir sebagai akibat dari “kepanikan dan pengungsian paksa di bawah pemboman brutal di Gaza.”
Bongkar Kuburan Selain menghancurkan rumah sakit, pasukan Israel juga dilaporkan merusak setidaknya 16 kuburan dalam serangan daratnya di Gaza.
“IDF menggunakannya sebagai tempat pementasan militer dan menggali jenazah warga Palestina,” CNN melaporkan.
Pasukan Israel mengklaim mayat-mayat itu digali sebagai bagian dari pencarian sisa-sisa warga Israel yang ditawan oleh Hamas selama Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober.
Saksi mata mengatakan Israel mencuri sekitar 150 jenazah warga Palestina yang baru dikuburkan.
Foto yang diambil oleh jurnalis Palestina, Ismail Al-Ghoul, memperlihatkan pemakaman darurat di daerah Al-Tuffah di timur Gaza, setelah buldoser Israel melibas pemakaman dan mengeluarkan jenazah mereka dari 1.100 kuburan pada Sabtu (6/1).
Rencana Pemukiman Yahudi Ketika kehancuran dan kematian meningkat, Israel terus merencanakan pemukiman Yahudi di Gaza jika Hamas dikalahkan.
Zvi Sukkot, anggota koalisi Knesset dari partai Religius Zionisme, baru-baru ini menyatakan: “Kita membutuhkan kemenangan di Gaza, sebuah kemenangan yang akan bergema di seluruh dunia, yang mencakup pendudukan sebagian Jalur Gaza, pembongkaran rumah, aneksasi. dan fondasi pemukiman Israel.”
Rencana ini menuai kecaman dari komunitas internasional, yang menganggap pemukiman Israel di wilayah Palestina sebagai ilegal dan merusak proses perdamaian.
Israel mengabaikan kritik tersebut dan mengatakan bahwa pemukiman adalah hak bersejarah dan keamanan bagi rakyatnya.
Konflik di Gaza diharapkan akan berlanjut sepanjang tahun 2024, menurut pernyataan militer Israel. (*)
Editor: Darmawan