ACEHSIANA.COM, Jakarta-Ikatan Guru Indonesia (IGI) meminta pemerintah untuk memberlakukan tes secara khusus saat merekrut guru. Permintaan tersebut disampaikan Ketua Umum (Ketum) IGI, Muhammad Ramli Rahim pada Rabu (25/12).
Ramli menilai rekrutmen guru di Indonesia serampangan. Jadi, kata Ramli, jangan heran bila dari tiga jutaan guru, hanya 13,5 persen yang bisa melakukan transfer pengetahuan atau melakukan proses pembelajaran dengan baik kepada siswanya.
“Sudah sejak IGI berdiri, kami minta agar tes guru itu harus lebih spesifik. Terutama bagaimana pedagogis dan psikologinya. Sayangnya usulan itu tidak diindahkan pemerintah,” jelas Ramli.
Lebih lanjut Ramli menambahkan bahwa banyak guru yang secara teoritis sangat pintar, tetapi ketika mengajar tidak bisa berbuat apa-apa. Si guru, terang Ramli, tidak mampu melakukan transfer ilmu. Alhasil, ujar Ramli, si guru hanya meminta anak-anak belajar sendiri dan kemudian dites.
Menurut Ramli, parahnya lagi, ada guru yang agar dinilai berhasil melakukan transfer knowledge, sengaja memberikan soal-soal untuk tes kepada siswanya yang kemudian siswa tinggal menghafal.
“Itukan bukan guru namanya. Itu karena dia tidak menguasai pedagogis makanya kebingungan. Ada kasus lain guru yang kalap melihat siswa dengan berbagai karakter sehingga terjadi tindak kekerasan,” tutur Ramli.
Ramli menambahkan, pola rekrutmen yang lebih serampangan ada di guru honorer. Rekrutmennya, tegas Ramli, tanpa tes dan langsung diterima apalagi bila ada rekomendasi orang dalam.
Dengan pola rekrutmen serampangan ini, lanjut Ramli, jangan berharap kualitas pendidikan di Indonesia akan meningkat. Mutu pendidikan, ucap Ramli, akan baik dimulai dari rekrutmen SDM. Guru, sebut Ramli, tidak sekadar pintar tetapi yang utama bagaimana cara melakukan proses pembelajaran.
“Rekrutmen guru itu tidak boleh disamakan dengan rekrutmen CPNS atau pegawai lainnya. Tesnya harus khusus,” tutup Ramli. (*)
Artikel ini sudah tayang di jpnn.com dengan judul “Ketum IGI: Rekrutmen Guru di Indonesia Serampangan!”