ACEHSIANA.COM, Jakarta – Ikatan Guru Indonesia (IGI) mengharapkan agar program Guru Penggerak yang diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) harus mempunyai ukuran sukses. Harapan tersebut disampaikan Ketua Umum IGI, Muhammad Ramli Rahim pada Jumat (6/3) di Jakarta.
Berdasarkan rilis yang diterima acehsiana.com dari Ketua Umum IGI bahwa sesuai rencana tanggal 10 Maret 2020 pihak Kemdikbud akan mengumpulkan 200 organisasi penggerak yang sebelumnya telah diminta mendaftarkan diri di laman guru penggerak.
“Program guru penggerak merupakan program unggulan Kemdikbud. Program ini sebenarnya jika seperti yang dipaparkan oleh Mendikbud maka masih akan penuh dengan kelemahan. Akan tetapi IGI tetap memberikan pikiran positif terhadap ide ini,” ujar Ramli.
Menurut Ramli, sebelumnya Kemdikbud sudah gagal menjalankan program MGMP di tahun 2018 dan 2019 di mana angka prosesnya tidak begitu baik. Dana 1,5 triliun lebih, lanjut Ramli, telah digelontorkan saat itu dan seolah tak berbekas.
“Tentu saja kita tidak menginginkan dana besar Kemdikbud kembali hilang begitu saja dengan program tanpa hasil dan tanpa capaian yang jelas. Oleh karena itu IGI meminta pemerintah memperjelas tolak ukur program guru penggerak ini,” tegas ramli.
Dikatakan Ramli, program guru penggerak harus ada titik awal yang disebut P0 dan setahun kemudian dievaluasi menjadi titik P1 lalu 2 tahun kemudian menjadi titik P2 dan seterusnya hingga program itu berakhir. Kita, kata Ramli, tentu saja tidak ingin melihat anggaran yang begitu besar “dibakar” oleh Kemendikbud tanpa hasil yang jelas.
“Akhir tahun 2017 lalu ketika Kemdikbud meluncurkan program yang mengandung MGMP, IGI sudah pernah mengingatkan potensi kegagalan program tersebut. Akan tetapi program itu tetap dijalankan selama 2 tahun dan kali ini kami kembali mengingatkan Kemdikbud agar tidak mengulang kegagalan yang sama dengan cara yang mirip,” pinta Ramli.
Lebih lanjut Ramli menambahkan bahwa berbeda dengan Kementerian lain dimana pembinaan diserahkan kepada asosiasi atau organisasi resmi, Kemdikbud kali ini memilih menggandeng ormas. Jika di bidang perumahan, tamsil Ramli, pembinaan para developer diserahkan kepada REI atau pembinaan dokter diserahkan kepada ada IDI atau atau profesi lain yang diserahkan kepada asosiasinya, maka Kemdikbud kali ini justru mempercayakannya kepada ormas.
“Ormas seperti apa yang akan mendapatkan kepercayaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kita akan lihat tanggal 10 Maret 2020 nantinya,” ajak Ramli.
Ramli memaparkan bahwa sebenarnya dengan infrastruktur lengkap di 34 provinsi di seluruh Indonesia, IGI sangat siap untuk meningkatkan kompetensi guru Indonesia jika Kemdikbud mempercayakannya. Bahkan, klaim Ramli, IGI sangat siap tanpa harus diberi anggaran.
“Kita tetap akan melibatkan diri dalam program ini dan berupaya semaksimal mungkin untuk bisa melakukan segala macam cara agar potensi gagalnya dapat diminimalisir,” tutup Ramli. (*)
Editor: Darmawan