Menu
Leading News For Education For Aceh

IAIN Lhokseumawe Akan Bertransformasi Menjadi UIN Sultanah Nahrasiyah

  • Bagikan
IAIN Lhokseumawe Akan Bertransformasi Menjadi UIN Sultanah Nahrasiyah
Gedung Rektorat IAIN Lhokseumawe (doc. iainlhokseumawe.ac.id)

ACEHSIANA.COM, Lhokseumawe – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe akan bertransformasi atau beralih status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah. Hal itu disampaikan Rektor IAIN Lhokseumawe, Dr Danial Mag, pada Rabu (1/2) di Lhokseumawe.

Menurut Danial, proposal alih status sudah diserahkan tim dari IAIN Lhokseumawe yang dipimpin Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan, Dr Iskandar MSi kepada Kasubdit Pendidikan Tinggi Kementerian Agama, dr H Thobib Al-Ashar MSi pada Selasa (31/1) di Jakarta.

“Semua persyaratan sudah kita penuhi. Kita tidak pernah berhenti bekerja dan berkarya, Kita sangat serius untuk pengembangan kampus baik transformasi kelembagaan dari IAIN ke UIN maupun mutu akademik,” ujar Danial.

Dikatakan Danial bahwa pihaknya memiliki kemauan untuk terus berkembang menjadi kampus dengan berbagai karya besar. Penyerahan dokumen aih status ke Kementerian Agama, lanjut Danial, merupakan bentuk cerminan keseriusan IAIN Lhokseumawe dalam pengembangan kelembagaan dan peningkatan SDM.

“Transformasi ini mendapat dukungan dari Pemerintah dan DPRK Lhokseumawe, Pemda Aceh Utara, juga Pj Gubernur Aceh. Semoga dukungan semua pihak akan mempercepat keinginan ini segera terwujud,” imbuh Danial.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan, Dr. Iskandar, M.Si, menyebutkan IAIN Lhokseumawe memiliki 2 program studi dengan akreditasi unggul sebagai salah satu persyaratan alih status.

“Sekarang ini, kampus kita memiliki 6.254 mahasiswa yang tergabung dalam 18 program studi untuk strata S1 dan 4 program studi Pascasarjana (S2). Kampus kita juga memiliki kelengkapan sarana dan prasarana,” ucap Iskandar.

Lebih lanjut Iskandar menuturkan bahwa transformasi menjadi UIN Sultanah Nahrasiyah adalah keniscayaan progresivitas menjadikan kampus peradaban di wilayah Aceh. Progresivitas tersebut akan berkontribusi secara signifikan dalam dunia pendidikan dan membangun sumber daya manusia yang berahklakul Karimah di Tanah Rencong. 

Iskandar mengungkapkan bahwa penabalan nama Sultanah Nahrasiyah bukan suatu kebetulan. Sultanah Nahrasiyah memegang tampuk pemerintahan Samudera Pasai, menggantikan ayahnya Sultan Zainal Abidin I pada tahun 1406 dan hingga meninggal pada tahun 1428.

Makam Sultanah Nahrasiyah terletak di Desa Meunasah Kuta Krueng, Kecamatan Samudera.

“Kita mengajukan nama tokoh perempuan Samudera Pasai sebagai nama kampus ke depan, karena selama ini masih sedikit kampus yang menggunakan tokoh perempuan,” tutup Iskandar. (*)

Editor: Darmawan

  • Bagikan
"zone name","placement name","placement id","code (direct link)" direct-link-575147,DirectLink_1,17796333,https://earlierindians.com/j9hc8f2u?key=0215f31837d1d1f6258a99206aaefbf3 direct-link-575147,DirectLink_2,19132374,https://earlierindians.com/n0znctu1?key=472816a51fea2a2e83dc52e72f60df5a