ACEHSIANA.COM – Kelompok milisi Perlawanan Lebanon, Hizbullah, mengumumkan bahwa mereka telah melancarkan serangan rudal ke dua titik militer penjajah Israel di dekat perbatasan selatan Lebanon pada Sabtu (27/1) malam.
Menurut pernyataan resmi Hizbullah, serangan rudal tersebut ditujukan ke pos militer Jal al-Alam dan Al Abad, yang merupakan bagian dari sistem pertahanan penjajah Israel di perbatasan.
Hizbullah juga mengklaim bahwa mereka menargetkan pangkalan militer di pemukiman Shumira dan Dovev dengan peluru kendali dan “senjata yang sesuai”. Pemukiman tersebut berada di wilayah yang diduduki penjajah Israel di Golan Heights, yang diklaim oleh Suriah.
Serangan Hizbullah ini dinilai sebagai “salam pembuka” atas manuver militer penjajah Israel yang dilaporkan bersiap melancarkan operasi militer skala penuh ke Lebanon.
Tentara penjajah Israel (IDF) mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu bahwa mereka “meningkatkan kesiapannya di front utara, termasuk latihan di tingkat brigade yang melibatkan amunisi aktif dan perang kota untuk Brigade Pasukan Terjun Payung Cadangan Utara”.
“Sebagai bagian dari langkah peningkatan kesiapan di perbatasan utara, komando Wilayah Utara melakukan latihan intensif minggu lalu untuk meningkatkan efisiensi dan kesiapan perang,” tambah pernyataan itu.
Perdana Menteri penjajah Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant telah beberapa kali mengisyaratkan peluang perang skala penuh dengan Hizbullah, yang merupakan sekutu Iran dan Suriah.
Netanyahu mengatakan bahwa penjajah Israel tidak akan membiarkan Hizbullah memperkuat posisinya di Lebanon dan akan bertindak dengan “kekuatan penuh” jika diperlukan.
Gallant mengatakan bahwa penjajah Israel siap untuk “menghancurkan” Hizbullah jika mereka menantang penjajah Israel.
Sejak dimulainya perang penjajah Israel di Gaza, pada tanggal 7 Oktober, gerakan Hizbullah Lebanon telah terlibat secara langsung, namun secara relatif terbatas, dalam perang melawan pendudukan penjajah Israel.
Kelompok ini menargetkan sejumlah pangkalan militer, instalasi intelijen, dan posisi penjajah Israel lainnya di perbatasan Lebanon-Israel dengan rudal, roket, dan drone.
Hizbullah juga mengirimkan bantuan kemanusiaan dan militer ke Gaza, yang berada di bawah blokade penjajah Israel sejak tahun 2007.
Hizbullah menganggap penjajah Israel sebagai musuh utama dan bertekad untuk membebaskan wilayah Lebanon yang masih diduduki penjajah Israel, yakni wilayah Peternakan Sheeba.
Penjajah Israel telah menduduki sebagian wilayah Lebanon selama beberapa dekade dan baru meninggalkan negara itu pada tahun 2000, menyusul perlawanan keras Lebanon di bawah kepemimpinan Hizbullah.
Mereka berusaha menduduki kembali Lebanon pada tahun 2006 namun gagal dalam apa yang dianggap Lebanon sebagai kemenangan besar melawan penjajah Israel.
Namun penjajah Israel tetap menduduki sebagian wilayah Lebanon, yakni wilayah Peternakan Sheeba, yang merupakan dataran tinggi yang subur dan strategis di perbatasan Lebanon-Suriah.
Hizbullah telah berjanji untuk memulihkan setiap inci wilayah Lebanon yang telah diduduki penjajah Israel bertentangan dengan hukum internasional.
Serangan Hizbullah terbaru ini menimbulkan ketegangan baru di kawasan yang sudah bergejolak dan meningkatkan risiko eskalasi konflik antara penjajah Israel dan Lebanon. (*)
Editor: Darmawan