ACEHSIANA.COM, Aceh Utara – Guru yang mengajar di daerah terpencil Kecamatan Langkahan Aceh Utara, Khaidir SE lolos seleksi Bimbingan Teknis (Bimtek) Perlindungan Profesi Guru tingkat nasional. Bimtek tersebut diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI di Hotel The Mirah Bogor, pada Rabu (16/10).
Kepada acehsiana.com, Khaidir mengungkapkan rasa syukurnya atas lolos seleksi Bimtek Perlindungan Profesi Guru. Menurut Khaidir, seleksi tersebut sangat ketat dan berlangsung secara nasional. Salah satu syarat agar lolos adalah mengirimkan artikel sesuai tema yang telah ditetapkan.
“Kegiatan ini diikuti oleh 1.054 peserta yang mendaftar. Setelah melalui seleksi yang ketat maka terpilih 120 orang yang lolos dan berhak mengikuti kegiatan Bimtek Perlindungan Profesi Guru. Artikel yang kita kirim harus sesuai dengan tema yang telah ditentukan yaitu Masalah, Solusi, dan Tantangan Perlindungan Hukum Profesi Guru pada Era Digital” jelas sekretaris Ikatan Guru Indonesia (IGI) Aceh Utara tersebut.
Lebih lanjut, guru SMPN 5 Langkahan tersebut menginformasikan bahwa artikel yang dikirim sebanyak 2 halaman. Dalam artikel tersebut, Khaidir menegaskan bahwa profesi itu harus balancing antara kewajiban dan kesejahteraan dan keduanya wajib menjadi perhatian pemerintah.
Selain itu juga lanjut Khaidir, artikel tersebut juga menjelaskan perlindungan guru sebagaimana ditegaskan pada Pasal 40 ayat (1) huruf d Undang-Undang (UU) No. 20/2003 dan Tenaga Kependidikan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan intelektual. Sejalan dengan itu, pasal 39 ayat (1) UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen menyebutkan “Pemerintah, Pemerintah Daerah, masyarakat, organisasi profesi, dan/atau satuan pendidikan wajib memberikan perlindungan terhadap guru dalam melaksanakan tugas”.
Ketua IGI Aceh Utara, Qusthalani S.Pd M.Pd memberikan apresiasi atas prestasi yang diperoleh oleh sekretarisnya tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru anggota IGI Aceh Utara mampu bersaing di tingkat nasional meskipun berasal dari sekolah terpencil.
“Keberhasilan ini menunjukkan bahwa guru anggota IGI Aceh Utara terbukti mampu bersaing di tingkat nasional. Meskipun bertugas di daerah terpencil tetapi budaya literasi terutama menulis tidak boleh dibiarkan begitu saja. Semoga prestasi ini dapat memotivasi guru di Aceh Utara untuk turut menelurkan prestasi-prestasi lain” pungkas Qusthalani.